Daftar Isi:
  • Kejadian sepsis yang berkaitan dengan morbiditas dan mortalitas, meningkat secara global. Sepsis terjadi karena infeksi berat. Sepsis berpotensi menyebabkan komplikasi disfungsi organ dan kematian. Resiko terjadinya sepsis meningkat 13 kali lipat pada pasien dengan usia 65 tahun atau lebih. Salah satu tahap dalam first line penatalaksanaan sepsis adalah terapi antibiotik secara empirik. Namun, perkembangan resistensi kuman yang sangat pesat terlihat dengan ditemukan kuman yang resisten terhadap antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki pola kuman dan resistensinya pada pasien sepsis dewasa di RSUD Dr. Moewardi. 7 Isolat kuman diambil dari darah pasien sepsis dewasa (September-Oktober 2014) serta 46 isolat kuman dari data sekunder (Januari-Maret 2014) di RSUD Dr. Moewardi. Isolasi dilakukan dengan standar Laboratorium Mikrobiologi RSUD Dr. Moewardi serta digabungkan dengan data sekunder sensitivitas kuman. Tes sensitivitas diidentifikasi dengan menggunakan disk difusi pada Mueller-Hinton. Antibiotik dipilih berdasarkan pedoman antibiotik untuk pasien sepsis di RSUD Dr. Moewardi. Pola kuman pada pasien sepsis dewasa di RSUD Dr. Moewardi tahun 2014 yaitu Staphylococcus haemolyticus (15,09%), Staphylococcus hominis (15,09%), Escherichia coli (13,21%), dan Acinetobacter baumannii (11,32%). Pola resistensi kuman pada infeksi sepsis dewasa dengan tingkat resistensi lebih dari 50% terjadi pada Staphylococcus haemolyticus (ciprofloksasin, eritromisin, levofloksasin, moksifloksasin, dan gentamisin), Escherichia coli (gentamisin, ciprofloksasin, dan levofloksasin), Acinetobacter baumannii (gentamisin, ciprofloksasin, levofloksasin, dan seftazidim).