Laporan Penelitian Kolaboratif Fitoremidiasi Limbah Tahu Menggunakan Bambu Air
Main Author: | Erawati, Emi |
---|---|
Format: | Lainnya NonPeerReviewed application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.ums.ac.id/32722/2/COVER_PENELITIAN_KOLABORATIF_2012.pdf http://eprints.ums.ac.id/32722/6/BAB%201%20PENELITIAN-2012.pdf http://eprints.ums.ac.id/32722/9/BAB%20II%20FITOREMIDISI.pdf http://eprints.ums.ac.id/32722/12/BAB%20III%20METODOLOGI%20PENELITIN.pdf http://eprints.ums.ac.id/32722/13/BAB%20IV-FITOREMIDIASI_LIMBAH%20TAHU.pdf http://eprints.ums.ac.id/32722/ |
Daftar Isi:
- Teknik pengolahan limbah menggunakan tanaman atau lebih dikenal dengan fitoremidiasi. Secara lengkap istilah fitoremidiasi adalah penggunaan tanaman, termasuk pohon-pohonan, rumput-rumputan dan tanaman air untuk menghilangkan atau memecahkan bahan berbahaya baik bahan organik maupun anorganik dari lingkungan. Aplikasi teknologi ini telah dilakukan di USA dan Eropa sedangkan di Indonesia sendiri masih relatif baru. Pada penelitian ini akan dilakukan fitoremidasi limbah tahu dengan menggunakan tanaman air yang terdiri dari bambu air, keladi, eceng gondok (Eichornia crassipes (Mart.) Solm.), dan genjer. Sebanyak 100 gram bambu air dimasukkan kedalam 500 mL aquadest. Tanaman tersebut didiamkan berada di aquadest selama 72 jam atau 3 hari. Tanaman yang telah diaklimatisasi dimasukkan kedalam limbah tahu dengan konsentrasi 12,5, 25, 37,5, 50, 75, 87,5, dan 100% volum. Perubahan massa tanaman terhadap waktu ditimbang tiap 12, 24, 36, 48, 60, 72, 84, 96, 108, 120 jam. Perubahan panjang akar dan panjang daun diukur tiap 12, 24, 36, 48, 60, 72, 84, 96, 108, dan 120 jam. Hasil pengujian dari BOD, COD, dan TSS diharapkan mengalami penurunan dibandingkan sebelum dilakukan fitoremidiasi.