Daftar Isi:
  • mempengaruhi meningkatnya terjadinya resiko kesakitan, kematian, dan gangguan perkembangan motorik terlambat, serta terhambatnya pertumbuhan mental. Prevalensi Stunting pada tahun 2012 di Kecamatan Wonosari sebesar 24%, dan pada penimbangan rutin bulan Agustus 2013 terdapat 29,5% balita stunting di Desa Sidowarno. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu dan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada balita di Desa Sidowarno Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian observasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 64 sampel. Kriteria stunting ditentukan berdasarkan Nilai Zscore TB/U < -2 SD menurut WHO child growth standart. Data tingkat pendidikan ibu dan pemberian ASI eksklusif diperoleh dengan wawancara. Analisis dilakukan dengan Chi-Square untuk mengetahui hubungan antar variabel. Hasil : Hasil penelitian didapatkan 53,1% balita stunting, 62,5% ibu berpendidikan rendah dan 37,5 % ibu berpendidikan tinggi. 26,6% ibu memberikan ASI secara eksklusif dan 73,4% ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif. 67,5% ibu berpendidikan rendah memiliki balita stunting, sementara hanya 29,2% ibu berpendidikan tinggi yang memiliki balita stunting, dan terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting pada balita (p=0,007<0,05). Proporsi balita stunting lebih tinggi pada balita yang tidak diberikan ASI eksklusif (61,7%) dibandingkan dengan balita ang diberikan ASI eksklusif (29,4%), dan terdapat hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada balita (p=0,045<0,05). Kesimpulan : Terdapat hubungan signifikan antara tingkat pendidikan ibu dan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada balita di Desa Sidowarno Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten.