Daftar Isi:
  • Museum Radya Pustaka Surakarta adalah museum tertua di Indonesia, dibangun pada 28 Oktober 1890 oleh Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV, pepatih dalem pada masa pemerintahan Pakoe Boewono IX dan Pakoe Boewono X, tetapi ternyata Museum ini kurang diminati oleh masyarakat, sehingga diperlukan suatu promosi kepada masyarakat agar mau untuk datang berkunjung dan mempelajari objek-objek yang ada di dalam museum tertua tersebut, salah satu langkah yang bisa ditempuh adalah membuat suatu aplikasi pengenalan objek-objek museum Radya Pustaka berbasis augmented reality (AR). AR sendiri adalah suatu teknologi yang terbilang baru, dengan cara kerja menggabungkan dunia virtual 3D dengan dunia nyata secara bersamaan. AR memerlukan webcam untuk menangkap gambar marker, yang nanti apabila marker tersebut terbaca dengan baik, maka akan muncul suatu objek yang merupakan salah satu objek museum Radya Pustaka. Objek virtual 3D dari objek-objek museum sendiri sebelumnya harus dibuat terlebih dahulu dengan software pembuat model 3D, dalam penelitian ini menggunakan software Blender 3D 2.49b yang di dalamnya terdapat fungsi untuk meng-export objek 3D ke bentuk format file .wrl yang bisa dimasukkan ke dalam program AR. Setelah aplikasi selesai dibuat dan sudah dibuat pula file installer-nya, kemudian dilakukan pengujian terhadap aplikasi tersebut, dan dari hasil pengujian tersebut didapatkan beberapa kondisi, antara lain sistem dapat mendeteksi marker dengan sempurna dalam rentang jarak antara 3,5 - 40 cm, dan sistem dapat mendeteksi marker dengan sempurna pada kondisi marker miring antara sudut 15o - 60o. Selain dua kondisi tersebut, sistem juga tidak dapat menampilkan objek di atas marker apabila marker terhalang oleh objek lain di dunia nyata. Tujuan pembuatan aplikasi ini adalah untuk mempromosikan Museum Radya Pustaka dan untuk mengenalkan teknologi AR kepada masyarakat, khususnya kalangan pelajar.