Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Monyet (Anacardium occidentale L.) Dan Tetrasiklin Terhadap Staphylococcus aureus Sensitif Dan Multiresisten Antibiotik

Main Author: Zuhri, Muh. Isnaini
Format: Karya Ilmiah NonPeerReviewed application/pdf
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://eprints.ums.ac.id/24248/1/COVER-INTISARI.pdf
http://eprints.ums.ac.id/24248/2/BAB_1.pdf
http://eprints.ums.ac.id/24248/3/BAB_2.pdf
http://eprints.ums.ac.id/24248/4/BAB_3.pdf
http://eprints.ums.ac.id/24248/5/BAB_4.pdf
http://eprints.ums.ac.id/24248/6/DAFTAR_PUSTAKA.pdf
http://eprints.ums.ac.id/24248/7/LAMPIRAN.pdf
http://eprints.ums.ac.id/24248/8/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
http://eprints.ums.ac.id/24248/
Daftar Isi:
  • Penyakit infeksi masih merupakan jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk di negara berkembang. Tetrasiklin merupakan salah satu antibiotik spektrum luas yang mempunyai efek baik pada Gram positif dan Gram negatif. Daun jambu monyet mempunyai aktivitas sebagai antibakteri. Alternatif yang bisa dilakukan untuk meminimalkan efek samping penggunaan antibiotik adalah dengan mengkombinasikan zat aktif di dalam tanaman yang berkhasiat antibakteri tersebut dengan antibiotik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efek kombinasi ekstrak etanol daun jambu monyet dan tetrasiklin terhadap Staphylococcus aureus sensitif dan Staphylococcus aureus multiresisten. Ekstraksi daun jambu monyet menggunakan penyari etanol 96% dengan metode maserasi. Uji aktivitas antibakteri dilakukan untuk menentukan diameter zona hambat dengan metode difusi (Kirby Bauer). Ekstrak etanol daun jambu monyet dibuat dengan kadar 10% dengan pelarut DMSO 20%. Kombinasi ekstrak etanol daun jambu monyet: tetrasiklin dibuat tiga perbandingan yaitu: 25:75 ; 50:50 ; dan 75:25 dengan volume total 10 μL. Pengambilan berturut-turut 2,5μL:7,5μL ; 5μL:5μL ; dan 7,5μL:2,5μL yang dimasukkan ke dalam disk antibiotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak etanol daun jambu monyet dan tetrasiklin menunjukkan efek tidak sinergis pada semua perbandingan dalam menghambat Staphylococcus aureus sensitif dan Staphylococcus aureus multiresisten. Diameter zona hambat berturut-turut sebesar 16 mm (25:75), 15 mm (50:50) dan 9 mm (75:25) pada Staphylococcus aureus sensitif, dan 13 mm (25:75), 13 mm (50:50) dan 11 mm (75:25) pada Staphylococcus aureus multiresisten.