Daftar Isi:
  • Banjir lahar adalah bahaya sekunder dari erupsi gunungapi. Banjir lahar yang berasal dari erupsi Gunungapi Merapi 2010 telah mengakibatkan kerusakan permukiman di beberapa desa yang berada di Kabupaten Magelang, desa – desa tersebut antara lain Desa Jumoyo, Gulon, Sirahan, Seloboro, Blongkeng, Adikarto, Tamanagung, Gondosuli dan Ngrajek. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui agihan banjir lahar, (2) melakukan penilaian terhadap tingkat kerusakan permukiman yang terkena banjir lahar (3) menganalisis pola sebaran kerusakan permukiman akibat banjir lahar di daerah penelitian. Metode yang digunakan adalah GPS Tracking untuk mengetahui luapan banjir lahar, klasifikasi tingkat kerusakan permukiman berdasar kriteria yang telah ditetapkan dan spatial autocorrelation untuk mengetahui pola kerusakan permukiman. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat rumah yang memiliki jarak dari sungai sejauh kurang dari 10 m dan terkena endapan banjir lahar setinggi 1,5 m akan tetapi hanya mengalami kerusakan sedang, namun adapula rumah yang berjarak lebih dari 15 m namun mengalami roboh / hanyut. Berdasarkan temuan ini diidentifikasi bahwa kerusakan bangunan permukiman akibat banjir lahar tidak hanya disebabkan oleh jarak rumah terhadap sungai dan juga tinggi endapan banjir lahar yang terjadi, melainkan disebabkan pula oleh material bangunan permukiman tersebut. Pola spasial yang dihasilkan masing – masing kelas kerusakan adalah 0,68 (mengelompok) untuk Roboh / Hanyut, 0,62 (mengelompok) untuk Rusak Berat, 1,05 (mengelompok) untuk Rusak Ringan, 0,64 (mengelompok) untuk Rusak Sedang, dan 1,21 (mengelompok) untuk Tidak Rusak.