Daftar Isi:
  • Lanjut usia merupakan fase kehidupan yang dilalui setiap individu. Kondisi kesehatan lansia ditentukan oleh kualitas dan kuantitas asupan zat gizi. Asupan zat gizi berpengaruh terhadap status gizi lansia. Gangguan mental yang sering terjadi pada lansia adalah depresi. Lansia dengan depresi berkontribusi pada menurunnya asupan makanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat depresi dengan tingkat konsumsi energi, protein, dan status gizi lansia di Panti Wreda Surakarta. Jenis penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling. Besar sampel 35 orang. Pengambilan data tingkat konsumsi energi, protein dengan melihat sisa makanan selama tiga hari pagi, siang dan sore. Data status gizi diperoleh dengan pengukuran antropometri berdasarkan IMT. Data tingkat depresi diperoleh dengan mengukur tingkat depresi dengan kuesioner geriatric depression scale. Uji statistik yang digunakan Pearson Corelation Product Moment dan Korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan 60% subyek mempunyai asupan energi normal dan 51,4% mempunyai asupan protein kurang. Subyek dengan status gizi kurang sebanyak 48,6%. Sebagian besar subyek (74,3%) mempunyai tingkat depresi ringan. Ada hubungan antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi (nilai p= 0,001), ada hubungan antara tingkat konsumsi protein dengan status gizi (nilai p= 0,000).Tidak ada hubungan antara tingkat depresi dengan tingkat konsumsi energi (nilai p=0.535), tidak ada hubungan antara tingkat depresi dengan tingkat konsumsi protein (nilai p= 0.365), tidak ada hubungan antara tingkat depresi dengan status gizi (nilai p= 0,702) Saran bagi petugas panti agar memperhatikan variasi menu makanan dan memperhitungkan nilai zat gizi yang sesuai kebutuhan lansia, dan juga memperhatikan kondisi psikologis lansia. Peneliti selanjutnya dapat meneliti hubungan tingkat depresi dengan asupan zat gizi lainnya.