Daftar Isi:
  • Perbedaan pendapat dalam rumah tangga sering kali terjadi, hal tersebut menyebabkan terjadinya pertengkaran antara pasangan suami istri dan tidak jarang berujung dengan kecenderungan melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Kekerasan dalam rumah tangga terjadi karena individu kurang mampu menangani emosinya, kurang mampu mengenali emosi pasangan, serta buruknya komunikasi antar pasangan. Kemampuan-kemampuan tersebut merupakan bagian dari kecerdasan emosional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan kecenderungan melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode kuantitatif. Pengumpulan data ini menggunakan skala kecerdasan emosional dan skala kecenderungan melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Responden penelitian ini diambil dari populasi pasangan suami istri yang tinggal di Desa Jetis, Kec. Baki, Kab. Sukoharjo. Hasil analisis product moment dari pearson oleh nilai nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,649 dengan taraf signifikasi p = 0,000 ; (p<0,01). Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kecerdasan emosional dengan kecenderungan melakukan kekerasan dalam rumah tangga pada pasangan suami istri. Sumbangan efektif kecerdasan emosional sebesar 42,2% terhadap kecenderungan melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini menunjukka masih terdapat 57,8% faktor-faktor lain yang memberikan sumbangan efektif terhadap kecenderungan melakukan kekerasan dalam rumah tangga diluar dari variabel kecerdasan emosional.