Daftar Isi:
  • Salah satu aspek penting dalam perkembangan emosi adalah kemampuan untuk mengatur emosi seseorang. Pengaturan emosi terdiri dari dua proses, yaitu proses intrinsic dan ekstrinsik yang bertanggung jawab untuk mengenali, memonitor, mengevaluasi, dan memodifikasi reaksi emosional (Thompson, 1994). Menurut Reivich dan Shatté (2002) regulasi emosi adalah kemampuan untuk tetap tenang di bawah tekanan. Individu yang memiliki kemampuan meregulasi emosi dapat mengendalikan dirinya apabila sedang kesal dan dapat mengatasi rasa cemas, sedih, atau marah sehingga mempercepat dalam pemecahan suatu masalah. Pengekspresian emosi, baik negatif ataupun positif, merupakan hal yang sehat dan konstruktif asalkan dilakukan dengan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses dan jenis strategi regulasi emosi yang digunakan oleh remaja awal. Metode penelitian kualitatif dipilih oleh peneliti untuk mencapai tujuan penelitian ini. Responden penelitian ini diambil dari populasi siswa Sekolah Menengah Al Firdaus dan Sekolah Menengah Muhammadiyah 1, Surakarta. Penelitian ini menggunakan kuisioner terbuka mengenai strategi regulasi emosi yang kemudian dianalisis dengan analisis data kualitatif. Hasil menunjukkan bahwa remaja awal mengalami berbagai permasalah baik di rumah, sekolah, dan teman sebayanya. Dari beberapa peristiwa tersebut kemudian muncul emosi, baik itu emosi positif, negatif, dan emosi positif serta negatif yang dirasaakan dalam satu waktu. Remaja awal yang mengalami emosi negatif ternyata memiliki kemampuan meregulasi emosi dengan baik meskipun mengalami berbagai pengalaman buruk. Kemampuan regulasi emosi tersebut dapat dilihat pada strategi regulasi emosi yang digunakan mencakup kemampuan untuk bangkit kembali ketika mengalami emosi negatif. Kemampuan tersebut diwujudkan dengan upaya positif yaitu memandang positif apa yang dialaminya dan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi.