Pengaruh Variasi Fraksi Volume Pada Komposit Serbuk Kayu Jati Bermatrik Epoxy Dengan Variasi Perbandingan 70%:30%, 60%:40% Dan 50%:50% Terhadap Peningkatan Kekuatan Tarik Dan Bending
Main Author: | SAPUTRA, HERMAN |
---|---|
Format: | Karya Ilmiah NonPeerReviewed application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.ums.ac.id/18187/1/Halaman_depan.pdf http://eprints.ums.ac.id/18187/2/BAB_I.pdf http://eprints.ums.ac.id/18187/3/BAB_II.pdf http://eprints.ums.ac.id/18187/4/BAB_III.pdf http://eprints.ums.ac.id/18187/7/BAB_IV.pdf http://eprints.ums.ac.id/18187/8/BAB_V.pdf http://eprints.ums.ac.id/18187/10/Daftar_pustaka.pdf http://eprints.ums.ac.id/18187/13/Lampiran.pdf http://eprints.ums.ac.id/18187/ |
Daftar Isi:
- Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh fraks volume terhadap kekuatan tarik dan bending pada komposit serta untuk mengetahui besarnya harga kekuatan tarik dan bending tertinggi rata-rata. Dalam pembuatan komposit ini, bahan yang digunakan adalah partikel kayu jati dengan diameter 40 mesh bermatrik epoxy (resin dan hardener dengan perbandingan 1:1. Variasi fraksi volume adalah 70%, 60% dan 50%, sedangkan variasi ketebalannya 3 mm dan 4 mm dan 5 mm. Proses pembuatan dengan sistem Rolling Press Mold secara manual. Pengujian komposit sesuai dengan standar ASTM. Pengujian tarik menggunakan ASTM D 638-02 dan pengujian bending menggunakan ASTM D 790-02. Dari hasil pengujian tarik diperoleh kesimpulan semakin besar fraksi volume, maka akan semakin kecil kekuatan tarik rata-ratanya. Pada ketebalan core 3 mm, kekuatan tarik rata-rata tertinggi terjadi pada fraks volume 50%, yaitu sebesar 7.927 x 10 -6 MPa, sedangkan yang terendah adalah pada fraksi volume 70% yaitu sebesar 2.1 x 10 -6 MPa.pada ketebalan core 4 mm, kekuatan tarik rata-rata tertinggi terjadi pada fraks volume 50%, yaitu sebesar 8.385 x 10 -6 MPa, sedangkan yang terendah adalah pada fraksi volume 70% yaitu sebesar 2.118 x 10 -6 MPa. Sedangkan pada ketebalan core 5 mm, kekuatan tarik rata-rata tertingg terjadi pada fraksi volume 50%, yaitu sebesar 13.975 x 10 -6 MPa, sedangkan yang terendah adalah pada fraksi volume 70% yaitu sebesar 3.239 x 10 -6 MPa. Dari hasil pengujian bending diperoleh semakin besar fraksi volumenya, maka akan semakin kecil tegangan bending rata-ratanya. Pada ketebalan core 3 mm, tegangan bending rata-rata tertinggi terjadi pada fraksi berat 70% yaitu sebesar 4.854 x 10 -6 MPa, sedangkan yang terendah adalah pada fraksi volume 50% yaitu sebesar 3.467 x 10 -6 MPa dan Pada ketebalan core 4 mm, tegangan bending rata-rata tertinggi terjadi pada fraksi volume 60% yaitu sebesar 5.009 x 10 -6 MPa, sedangkan yang terendah adalah pada fraksi volume 70% yaitu sebesar 2.990 x 10 -6 MPa,Sedangkan pada ketebalan core 5 mm, tegangan bending rata-rata tertinggi terjadi pada fraksi volume 60% yaitu sebesar 4.814 x 10 -6 MPa, sedangkan yang terendah adalah pada fraksi volume 70% yaitu sebesar 1.190 x 10 -6 MPa.