Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Stres Kerja dengan Kinerja Karyawan
Main Author: | HIDAYATI, RENI |
---|---|
Format: | Karya Ilmiah NonPeerReviewed application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2007
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.ums.ac.id/16787/1/HALAMAN_DEPAN.pdf http://eprints.ums.ac.id/16787/2/BAB_I.pdf http://eprints.ums.ac.id/16787/3/BAB_II.pdf http://eprints.ums.ac.id/16787/4/BAB_III.pdf http://eprints.ums.ac.id/16787/5/BAB_IV.pdf http://eprints.ums.ac.id/16787/6/BAB_V.pdf http://eprints.ums.ac.id/16787/7/DAFTAR_PUSTAKA.pdf http://eprints.ums.ac.id/16787/ |
Daftar Isi:
- Tuntutan akan kinerja karyawan yang tinggi memang sudah menjadi bagian dari semua perusahaan. Peranan sumber daya manusia dalam organisasi sangat menentukan arah kehidupan perusahaan. Setiap karyawan dalam usaha mencapai tujuan perusahaan tidak bisa melepaskan diri dari kecerdasan emosi. Kecerdasan emosional bekerja secara sinergi dengan ketrampilan kognitif. Tanpa adanya kecerdasan emosional maka orang tidak akan mampu menggunakan ketrampilan kognitif mereka sesuai dengan potensinya yang maksimal. Setiap karyawan bekerja sesuai dengan perannya dalam organisasi, artinya setiap karyawan mempunyai kelompok tugasnya yang harus dilakukan sesuai dengan aturan-aturan yang ada dan sesuai dengan yang diharapkan oleh atasannya. Namun demikian, tenaga kerja tidak selalu berhasil untuk memainkan perannya tanpa menimbulkan masalah. Manusia akan cenderung mengalami stres apabila ia kurang mampu mengadaptasikan keinginan dengan kenyataan yang ada, baik kenyataan yang ada di dalam maupun di luar dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dan stres kerja dengan kinerja pada karyawan. Hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan antara kecerdasan emosional dan stres kerja dengan kinerja karyawan. Ada hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan kinerja karyawan. Ada hubungan negatif antara stres kerja dengan kinerja karyawan. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT.BRI Cabang Kebumen. Peneliti menggunakan sampel sebanyak 50 karyawan, menggunakan purposive non random sampling dengan ciri usia minimal 22 tahun, tingkat pendidikan minimal SLTA, masa kerja minimal 1 tahun. Alat ukur yang digunakan sebagai instrumen utama pengumpulan data adalah skala kecerdasan emosional, skala stres kerja, dan skala penilaian kinerja. Berdasarkan hasil analisis menggunakan teknik analisis regresi dua prediktor diperoleh nilai R = 0,580 dan Fregresi = 11,909 dengan p < 0,01. Hal ini berarti ada hubungan yang sangat signifikan antara kecerdasan emosional dan stres kerja dengan kinerja karyawan. Hal ini berarti variabel kecerdasan emosional dan stres kerja dapat dijadikan prediktor untuk memprediksikan kinerja karyawan. Hasil analisis data diperoleh korelasi rx1y = 0,527 dengan p<0,01. Hal ini berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kecerdasan emosional dengan kinerja karyawan. Hasil analisis data yang diperoleh korelasi rx2y = -0,391; dengan p<0,01. Hal ini berarti ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara stres kerja dengan kinerja karyawan. Kecerdasan emosi pada subyek penelitian ini tergolong sedang, ditunjukkan dengan perolehan rerata empirik 126,600 dan rerata hipotetik sebesar 110. Stres kerja pada subyek penelitian tergolong sangat rendah, ditunjukkan dengan perolehan rerata empirik 54,460 dan rerata hipotetik sebesar 95. Sedangkan kinerja karyawan tergolong sedang, ditunjukkan dengan perolehan rerata empirik sebesar 65,940 dan rerata hipotetik sebesar 57. Peranan kecerdasan emosional dan stres kerja terhadap kinerja sebesar 33,633%. Sehingga masih ada 66,367% faktor lain yang mempengaruhi kinerja. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara kecerdasan emosional dan stres kerja dengan kinerja karyawan.