Evaluasi Penggunaan Inhaler Terhadap Keberhasilan Terapi Pasien Asma Rawat Jalan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta

Main Author: ANGGRAINI, VINA BETY
Format: Karya Ilmiah NonPeerReviewed application/pdf
Bahasa: eng
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://eprints.ums.ac.id/16131/1/COVER-HALAMAN_DEPAN.pdf
http://eprints.ums.ac.id/16131/3/BAB_I.pdf
http://eprints.ums.ac.id/16131/7/BAB_II.pdf
http://eprints.ums.ac.id/16131/8/BAB_III.pdf
http://eprints.ums.ac.id/16131/11/BAB_IV.pdf
http://eprints.ums.ac.id/16131/12/DAFTAR_PUSTAKA.pdf
http://eprints.ums.ac.id/16131/14/LAMPIRAN.pdf
http://eprints.ums.ac.id/16131/
Daftar Isi:
  • Asma adalah penyakit kronis bronkial atau saluran pernapasan pada paruparu. Pengobatan asma dapat diberikan dalam berbagai cara, yaitu dihirup, oral atau parenteral. Inhaler merupakan produk khusus dalam pengobatan asma. Untuk menilai keberhasilan terapi, setiap pasien harus dinilai rejimen pengobatan, kepatuhan terhadap rejimen, dan tingkat kontrol asma. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketepatan penggunaan inhaler dan untuk mengetahui seberapa besar ketepatan penggunaan inhaler mempengaruhi keberhasilan terapi pasien asma rawat jalan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta. Penelitian ini bersifat non eksperimen dengan metode cross sectional. Subyek penelitian sebanyak 35 pasien asma rawat jalan BBKPM Surakarta yang sedang menggunakan inhaler. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner dan observasi, serta dicocokkan dengan rekam medik. Kuesioner yang digunakan meliputi identitas, demografi responden, keberhasilan terapi dan penggunaan inhaler. Analisis data menggunakan perhitungan nilai rasio prevalensi. Hasil penelitian menunjukkan 14,29% menggunakan inhaler dengan benar dan 85,71% menggunakan inhaler salah. Penggunaan inhaler dilihat dari hasil kuesioner dan demonstrasi. Dalam keberhasilan terapinya, 11,43% berhasil dalam terapinya dan 88,57% tidak berhasil dalam terapinya. Penggunaan inhaler menjadi faktor yang mempengaruhi keberhasilan terapi pada pasien asma rawat jalan di BBKPM Surakarta dengan rasio prevalensi sebesar 5,97. Sebaiknya dilakukan konseling mengenai terapi inhalasi disertai dengan demonstrasi dan evaluasi terhadap pasien asma.