UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI C EKSTRAK ASETON KULIT BATANG Shorea accuminatissima TERHADAP Staphylococcus aureus ATCC 25923 DAN Escherichia coli ATCC 25922

Main Author: MANA, TOFAN ARIES
Format: Karya Ilmiah NonPeerReviewed application/pdf
Bahasa: eng
Terbitan: , 2007
Subjects:
Online Access: http://eprints.ums.ac.id/15339/26/Hal_depan.pdf
http://eprints.ums.ac.id/15339/2/bab_1.pdf
http://eprints.ums.ac.id/15339/3/bab_2.pdf
http://eprints.ums.ac.id/15339/7/bab_3.pdf
http://eprints.ums.ac.id/15339/9/bab_4.pdf
http://eprints.ums.ac.id/15339/13/dapus.pdf
http://eprints.ums.ac.id/15339/21/lampiran.pdf
http://eprints.ums.ac.id/15339/
Daftar Isi:
  • Salah satu tumbuhan hutan tropis Indonesia adalah Dipterocarpaceae. Famili tumbuhan Dipterocarpaceae memiliki genus utama Shorea. Metabolit sekunder Dipterocarpaceae adalah turunan fenol seperti oligostilbenoid, flavonoid, fenil propanoid dan turunan asam fenolat. Shorea accuminatissima termasuk famili Dipterocarpaceae diprediksi mengandung senyawa oligostilbenoid yang memperlihatkan aktivitas biologi seperti anti HIV, antibakteri, antioksidan dan antifungi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri fraksi C ekstrak aseton kulit batang S. accuminatissima terhadap S. aureus ATCC 25923 dan E. coli ATCC 25922. Ekstrak aseton diperoleh dengan metode maserasi dan difraksinasi menggunakan kromatografi cair vakum (KCV) dengan mengunakan fase gerak etil asetat dan n-neksana berturut turut 5:5; 6:4; 7:3; 8:2; 9:1. Fraksi C diuji aktivitas antibakterinya menggunakan metode dilusi padat dengan bakteri uji S. aureus dan E. coli. Data diperoleh dengan melakukan pengamatan ada tidaknya pertumbuhan bakteri pada media Muller Hinton. Kadar terkecil yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri disebut kadar bunuh minimum ( KBM ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi C ekstrak aseton tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri uji hingga kadar 0,13%, sehingga fraksi C ekstrak aseton tidak beraktivitas sebagai antibakteri.