Daftar Isi:
  • Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak atau zat-zat mikrobiologik. Temu putih merupakan salah satu tanaman yang kandungan senyawa didalamnya diduga memiliki efek antiinflamasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek antiinflamasi ekstrak etanol rimpang temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) pada tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi karagenin 1%. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap pola searah. Hewan uji sejumlah 20 ekor tikus putih jantan, umur 2-3 bulan dengan berat 150-200 gram dibagi menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok diberikan perlakuan secara oral. Perlakuan yang diberikan pada kelompok I yaitu perlakuan dengan CMC Na (kontrol negatif). Sedangkan pada kelompok II, III, dan IV adalah perlakuan ekstrak etanol rimpang temu putih dengan dosis 1g/KgBB; 0,5g/KgBB dan 0,25g/KgBB tikus yang diberikan setengah jam sebelum induksi karagenin 1%. Data dianalisis dengan anava satu jalan dan dilanjutkan uji LSD (Least Significant Difference) dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang temu putih mempunyai efek antiinflamasi pada tikus putih jantan yang diinduksi karagenin 1%. Ekstrak etanol rimpang temu putih dengan dosis 1g/KgBB; 0,5g/KgBB tikus mempunyai persen daya antiinflamasi berturut-turut sebesar 59,46% dan 43,13%.