Daftar Isi:
  • Latar Belakang : Anak usia di bawah tiga tahun (batita) merupakan kelompok yang rentan terhadap kesehatan dan gizi. Malnutrisi dapat menyebabkan penyakit di negara-negara berkembang, terutama penyakit infeksi. Tingginya prevalensi stunted (57,61%) pada tahun 2010, ditemukan diantara anak-anak usia 1-3 tahun yang menunjukkan bahwa gizi buruk tersebar luas dikalangan anak-anak di daerah kumuh perkotaan di wilayah Surakarta. Tujuan : Mengetahui perbedaan frekuensi morbiditas antara anak stunted dan non stunted di lingkungan kumuh perkotaan di wilayah Surakarta. Metode Penelitian : Jenis penelitian bersifat observasional dengan pendekatan yang digunakan adalah crossectional. Jumlah sampel penelitian 45 anak sesuai dengan kriteria. Data status gizi dan nilai z-skor diperoleh dengan pengukuran tinggi badan (TB). Data frekuensi morbiditas diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner, diambil 1 bulan setiap seminggu sekali. Uji statistik yang digunakan adalah uji independent sampel t test. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi anak stunted 57,8% dan anak non stunted 42,2%. Rata-rata frekuensi morbiditas ISPA anak stunted adalah 5 hari sedangkan anak non stunted 4 hari. Rata-rata frekuensi morbiditas diare anak stunted adalah 0,5 hari dengan lama sakit 2-4 hari sedangkan anak non stunted 0,11 hari dengan lama sakit 2 hari. Hasil uji beda frekuensi morbiditas ISPA antara anak stunted dan non stunted nilai p = 0,313. Hasil uji beda frekuensi morbiditas diare antara anak stunted dan non stunted nilai p = 0,184. Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan frekuensi morbiditas ISPA antara anak stunted dan non stunted. Tidak terdapat perbedaan frekuensi morbiditas diare antara anak stunted dan non stunted.