Daftar Isi:
  • Ada tiga persoalan yang dikaji dalam skripsi ini, yaitu: (1) Faktor-faktor apa saja yang membuat konseli mengalami kecemasan, (2) Bagaimana proses bimbingan konseling Islam dengan pendekatan eklektik dalam mengatasi kecemasan seorang remaja di SeBAYA PKBI Jawa Timur (3) Bagaimana hasil bimbingan konseling Islam dengan pendekatan eklektik dalam mengatasi kecemasan seorang remaja di SeBAYA PKBI Jawa Timur. Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang membuat konseli mengalami kecemasan, untuk mengetahui proses bimbingan konseling Islam dengan pendekatan eklektik dalam mengatasi kecemasan seorang remaja di SeBAYA PKBI Jawa Timur ,dan untuk mengetahui hasil bimbingan konseling Islam dengan pendekatan eklektik dalam mengatasi kecemasan seorang remaja di SeBAYA PKBI Jawa Timur. Untuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam metode ini digunakan pendekatan studi kasus dengan metode kualitatif deskriptif untuk mengetahui faktor-faktor kecemasan konseli, proses bimbingan konseling dan hasil konseling. Kemudian data-data tersebut dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif yang membandingkan teori dengan data yang diperoleh dilapangan. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa (1) kecemasan yang dialami konseli dikarenakan faktor dari dalam diri konseli yang menyangkut faktor kognitif karena selalu teringat akan masa lalunya yang pernah melalukan perbuatan negatif dan faktor dari lingkungan konseli yang selalu mencemooh, menggunjing, dan bersikap acuh dengan konseli dan keluarganya,(2) proses konseling yang digunakan dalam mengatasi kecemasan remaja tersebut menganut tahapan-tahapan konseling eklektik yaitu tahap eksplorasi masalah, tahap perumusan masalah, tahap identifikasi alternatif, tahap perencanaan tahap tindakan atau komitmen, dan tahap penilaian atau umpan balik,(3) konseling yang ditempuh dapat dikatakan berhasil karena berindikator dari perilaku-perilaku negatif konseli seperti pemurung, pendiam (minder), suka melamun, mudah marah, kesulitan bergaul dengan lingkungan baru, mengalami sakit kepala dan suka menyendiri (tertutup) yang dahulu sering dilakukan dan dialami konseli sebelum diberikan konseling Islam. Menjadi jarang dan tidak pernah dilakukan lagi oleh konseli.