Suara Perempuan Kendeng: studi tentang makna gerakan lingkungan di Desa Larangan Kabupaten Pati dalam merespon pembangunan Pabrik Semen di Pegunungan Kendeng
Main Author: | Musyfiqn, Moh. Nur |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.uinsby.ac.id/30290/3/Moh.%20Nur%20Musyfiqin_E94213151.pdf http://digilib.uinsby.ac.id/30290/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini berjudul “Suara Perempuan Kendeng (Studi tentang Makna Gerakan Lingkungan di Desa Larangan Kabupaten Pati dalam Merespon Pembangunan Pabrik Semen di Pegunungan Kendeng)”. Poin pentingnya adalah mengenai masyarakat yang berdemo karena tidak ingin lingkungannya rusak akibat rencana pembangunan pabrik semen di Pegunungan Kendeng. Pegunungan Kendeng merupakan pegunungan yang sudah banyak memberikan banyak manfaat bagi masyarakat di Pegunungan Kendeng. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana perempuan desa Larangan mengekspresikan gerakan lingkungan? (2) Bagaimana realitas sosial yang terjadi pada perempuan di desa Larangan? (3) Bagaimana perempuan desa Larangan dalam memaknai pembangunan pabrik semen di Pegunungan Kendeng? Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, dan menggunakan metode kualitatif. Pendekatan ini menggunakan keterangan dari informan sebagai subjek dari penelitian. Sehingga penyusunan penulisan bisa obyektif dan sistematis. Teknik pengumpulan datanya merujuk pada sumber data primer dan sekunder dengan menerapkan wawancara terstruktur serta mendalam, observasi dan dokumentasi. Sehingga dari data yang diperoleh dapat dianalisa agar penelitian ini bisa menjadi valid. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan dijabarkan secara sistematis. Temuan penelitian ini adalah: (1) Ekspresi Gerakan Lingkungan Perempuan Desa Larangan (Eksternalisasi) yakni perempuan-perempuan kendeng mengekspresikan dirinya dalam kegiatan mental maupun fisik. Ini sudah menjadi sifat dasar dari manusia, seperti menanam, berladang dan beternak. (2) Realitas Sosial Perempuan Desa Larangan (Objektivasi) yakni perempuan kendeng memposisikan dirinya sebagai subjek yang ikut andil dalam penentangan pembangunan pabrik semen di Pegunungan Kendeng. Penentangan yang berupa aksi jalan kaki (longmarch) dan demo tingkat RT, RW, Dusun, Desa, Kecamatan, Kabupaten hingga akhirnya sampai di Istana Negara (3) Makna Pembangunan Pabrik Semen bagi Perempuan Desa Larangan (Internalisasi) yakni perempuan-perempuan kendeng benar-benar memperjuangkan tanah leluhurnya, tidak ingin tanah leluhurnya rusak. Sehingga aksi cor kaki dilakukan dan menjadi sebuah perlawanan paling radikal dan ekstrim yang dilakukan perempuan kendeng. Hingga ada salah satu demonstran yang meninggal dunia akibat serangan jantung sehingga dikenal menjadi Kartini Kendeng.