العناصر الداخلية في مسرحية "عودة الفردوس" لعلي أحمد باكثير
Main Author: | Cindyrela, Yusticia Lenteraning |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.uinsby.ac.id/29375/1/Yusticia%20Lenteraning%20Cindyrela_A91215143.pdf http://digilib.uinsby.ac.id/29375/ |
Daftar Isi:
- Unsur-unsur intrinsik dalam drama “Audah al-Firdaus” karya Ali Ahmad Bakatsir menarik untuk dilakukan penelitian karena unsur intrinsik tersebut dibangun dari drama empat babak yang menceritkan bagaimana susahnya bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaannya. Meskipun demikian sama halnya dengan novel, unsur-unsur intrinsik dalam drama ini terdiri dari tema, tokoh dan penokohan, pembabakan, setting dan gaya bahasa. Di samping itu, teks drama ‘Awdah al-Firdaws menceritakan tentang perjuangan bangsa indonesia dalam mendapatkan kemerdekaannya. Masalahnya adalah Bagaimana unsur-unsur intrinsik yang terkandumg dalam drama “ Audah al-Firdaus” karya Ali Ahmad Bagatsir?Untuk menjawab permasalahan di atas, peneliti menggunakan teori unsur intrinsik menurut Burhan Nurgiyantoro. Unsur intrinsik merupakan unsur yang membangun karya sastra dari dalam karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur tersebut meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur/plot, setting dan gaya bahasa.Metode yang dilakukan peneliti adalah metode deskriptif kualitatif. Deskriptif artinya memaparkan atau mendeskripsikan data-data yang dihasilkan seacara cermat. Kualitatif artinya metode ini dalam angka-angka dan tidak meremehkan sesuai data yang ditentukan yang kemudian data tersebut diklasifikasikan sesuai permasalahan dalam penelitian ini. Data dalam penelitian ini terdapat 25 data yang terdiri dari 1 tema; 14 tokoh; 1 alur; 2 tempat dan 5 waktu; serta 2 gaya bahasa.Hasilnya adalah hasil analisis terhadap unsur-unsur intrinsik dalam drama “Audah al-Firdaus” yaitu: 1) tema: semangat nasionalisme; 2) tokoh dan penokohan: Sulaiman, Majid, Zinah, Aisyah, Hamidah, Haji Abdul Karim, Utih, Izzudin, Sutan Syahrir, Ir. Soekarno, Van Dick, Van Martin, Kitajo dan Sayuti; 3) setting: rumah Haji Abdul Karim dan Markas Gerakan Bawah Tanah; 4) pembabakan: empat babak; 5) gaya bahasa: kalam insya’I thalabi dan kalam khabari.