Novel sebagai media dakwah: discourse analisis pesan dakwah dalam novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi

Main Author: Islamiyah, Anisatul
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://digilib.uinsby.ac.id/28845/1/Anisatul%20Islamiyah_B01207030.pdf
http://digilib.uinsby.ac.id/28845/
http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/28845
Daftar Isi:
  • Pada penelitian ini ada dua permasalahan yang akan dikaji dan diteliti 1. Pesan dakwah apa saja yang dimuat dalam novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi? 2. Bagaimana penyampaian pesan dakwah dalam novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi? Jenis penelitian ini adalah penelitian non kancah yang tennasuk penelitian kualitatif, dengan menggunakan analisis wacana model A. Teun Van Djik. Pesan dakwah yang ada dalam novel Negeri Lima Menara ini mencakup aspek akidah yakni tentang keimanan dan yang paling banyak adalah keimanan terhadap Allah dan kitabullah Alquran, selain akidah juga pesan dakwah pada aspek syariah yaitu aturan-aturan agama khususnya tentang shalat dan juga aturan tentang bagaimana bergaul dan bersosial dengan teman dipesantren. Dan yang terakhir adalah aspek akhlakul karimah dan yang paling banyak adalah birrul walidaini dan keikhlasan. Sedangkan analisis novel dengan model Teun Van Djik melalui enam elemennya adalah dari elemen tematik yakni judul Negeri Lima Menara menggambarkan impian para santri yang ingin balajar di Negara besar yang memiliki menara besar. Sedangakan elemen skematiknya novel ini menggunakan alur maju mundur, untuk elemen semantic penulis menggunakan latar sebuah pesantren di Jawa Timur dan untuk maksudnya penulis novel menonjolkan tentang representasi pesantren yang tidak kalah maju dengan SMA. Untuk analisis sintaksis kata ganti komunikator menggunakan kata "aku" yang menunjukkan tokoh utamanya adalah narator dalam novel ini, dari segi stylistic penulis banyak menggunakan bahasa asing mulai dari bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Minang dan bahasa Perancis dan yang terakhir yaitu retoris yakni penekanan yang dilakukan penulis seperti penggunaan majas, hiperbola, dan pengandaian. Seperti kata "keterlaluan" pintarnya, dan juga seperti pungguk merindukan bulan dan lain-lain. Peneliti juga merekomendasikan novel ini bisa dijadikan penelitian lanjutan, baik dengan model Van Djik namun dari sisi kontek sosial, atau dari sisi kognisi social. Atau diteliti dengan analisis semiotik atau dengan analisis wacana tapi dengan model yang berbeda.