Kesetaraan gender dalam pendidikan Islam studi analisis terhadap film Perempuan Berkalung Sorban karya Ginatri S.Noer

Main Author: Prastiwi, Eka
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://digilib.uinsby.ac.id/27193/1/Eka%20Prastiwi_D71214035.pdf
http://digilib.uinsby.ac.id/27193/
Daftar Isi:
  • Di era globalisasi saat ini kajian gender bukanlah suatu yang asing lagi, mengingat begitu banyaknya wacana yang berkembang akan arus utama gender dalam segala aspek kehidupan terutama pendidikan. Pendidikan yang merupakan sebuah sarana yang strategis dalam melakukan perubahan khususnya penidikan Islam diharapkan mampu menjawab tantangan ini, dimana adanya wacana bahwa agama Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi budaya patriarki, yang memunculkan para aktifis perempuan dalam Islam yang berusaha untuk mengintrepetasi adanya bias gender. Berdasarkan Latar Belakang di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagaimana berikut: Bagaimana Kesetaraan Gender dalam Pendidikan Islam yang terdapat dalam Film Perempuan Berkalung Sorban Karya Ginatri S. Noer? Dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan bentuk kesetaraan gender dalam pendidikan Islam yang terkandung dalam film “Perempuan Berkalung Sorban, peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis analisis Contein Analisis. Berdasarkan hasil penelitian dapat peneliti sinpulkan bahwa Islam sendiri telah menyerukan adanya kemerdekaan, persamaan kesempatan yang sama antara laki-laki dan perempuan dalam bidang pendidikan, disamping penghapusan sistem-sistem kelas dan mewajibkan setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan untuk nmenuntut ilmu serta memberikan kepada setiap muslim berbagai metode ataupun cara belajar. Pendidikan dan bantuan terhadap perempuan dalam semua bidang merupakan langkah awal untuk memperjuangkan persamaan yang sesungguhnya diharapkan oleh pendidikan, baik pendidikan nasional bahkan Islam sekalipun. Perwujudan kesetaraan gender ini ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki sehingga dengan demikian antara perempuan dan laki-laki memiliki akses, kesempatan berpartisipasi dan kontrol atas pembangunan serta memperoleh manfaat yang setara dan adil dari pembangunan termasuk dalam hal pendidikan.