Peningkatan keterampilan menulis cerita naratif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui model Contextual Teaching and Learning siswa Kelas III MI Darun Najah Sidoarjo
Main Author: | Zulfa, Aminatus |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.uinsby.ac.id/26444/4/Aminatus%20Zulfa_D77241057.pdf http://digilib.uinsby.ac.id/26444/ |
Daftar Isi:
- Latar belakang penelitian ini adalah banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam menuliskan pengalamannya secara naratif. Data yang didapat menunjukkan, dari 33 siswa hanya 10 siswa yang tuntas mencapai KKM 70. Sedangkan 23 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM. Sehingga perlu adanya penerapan model pembelajaran yang kontekstual atau CTL yang diharapkan dapat menjadi solusi dari permasalahan. Tujuan penelitian ini antara lain untuk (1) Mengetahui penerapan Contextual Teaching and Learning untuk meningkatkan keterampilan menulis cerita naratif di kelas III MI Darun Najah Sidarjo. (2) Mengetahui peningkatan keterampilan menulis cerita naratif melalui model Contextual Teaching and Learning. Metode penelitian yang digunakan adalah PTK model Kurt Lewin yang terdiri dari dua siklus. Dalam satu siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: Planning, Acting, Observing, Reflecting. Subjek penelitian ini adalah siswa MI Darun Najah Sukodono Sidoarjo yang terdiri dari 33 siswa. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, observasi guru dan siswa, dan penilaian produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penerapan model CTL dapat meningkatkan aktivitas guru dan aktivitas siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil observasi aktivitas guru dan siswa, keduanya memperoleh skor yang sama. Pada siklus I memperoleh skor sebesar 78,75 (cukup), setelah dilakukan siklus II meningkat sebesar 96,25 (sangat baik). 2). Peningkatan keterampilan menulis cerita naratif melalui model Contextual Teaching and Learning mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata siswa pra siklus sebesar 60,69 (kurang) dengan persentase 30,30% (gagal), nilai rata-rata meningkat 75,63 (cukup) dengan persentase ketuntasan 63,3% setelah dilakukan siklus I, lalu meningkat menjadi 80,6 (baik) dengan persentase ketuntasan 84, 84 % (baik) pada siklus II.