Pembelajaran tahfiz al-Qur’an dengan al–Qira’at al-Sab'ah di pondok pesantren Madrasatul Qur’an Tebuireng dan pondok pesantren Babussalam Kalibening Mojoagung
Main Author: | Habibi, Muhammad Hamdan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.uinsby.ac.id/26412/1/Muhammad%20Hamdan%20Habibi_F020315071.pdf http://digilib.uinsby.ac.id/26412/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian studi kasus, jenis penelitian deskriptif, subyek penelitian P.P. Madrasatul Qur’an Tebuireng dan P.P. Babussalam Kalibening, obyeknya pembelajaran tahfiz al-Qur’an al-Qur’an dengan al–qira’at al-sab'ah. Sumber data penelitian ini adalah kyai, pengurus unit tahfidh, ustadz, santri dan para alumni (soft data), otobiografi, sejarah pesantren, foto proses setoran/talaqqi qirā’ah sab’ah dan dokumen lain (hard data). Teknik pengumpulan data meliputi: wawancara, observasi dan dokumentasi. Untuk mengabstaksikan temuan lapangan, data dianalisis dengan reduksi data, display data, coding data, verifikasi, interpretasi data dan kesimpulan data. Keabsahan data diuji dengan: perpanjangan waktu penelitian, diskusi teman sejawat, triangulasi, dan member check. Hasil penelitian di P.P. Madrasatul Qur’an Tebuireng ini menunjukkan: pertama, Implementasi pembelajaran tahfiz al-Qur’an di mulai tahapan bin nadhar dan tahfiz al-Qur’an juga visi KH M Yusuf Masyhar untuk penjagaan al-Qur’an yang Kaffah dari generasi ke generasi para santrinya. Kedua, pembelajaran tahfiz al-Qur’an dengan al–qira’at al-sab'ah mengikuti sistem sorogan. Sistematika yang diterapkan ketika setoran (talaqqī) qirā’ah sab’ah memiliki 3 tahapan, yaitu: al-Mufradāt, Jama’ ḍughrā dan Jama’ Kubrā dengan memakai kitab Faiḍul Barakāt fī Sab’il Qirā’āt karya KH. Muhammad Arwani dari Kudus. Ketiga, faktor pendukung yaitu: suasana lingkungan yang Qur’ani, pembekalan kajian qirā'ah sab‘ah, dapat mengatur jadwal setoran dengan ustadz, menggunakan metode sorogan. Faktor penghambatnya yaitu: Terbatasnya komunitas program qirā'ah sab‘ah, terbatasnya waktu ustadz pembina qirā'ah sab‘ah, Pengajaran kaidah-kaidah tidak secara detail, minimnya para santri untuk mempelajari qirā'ah sab‘ah. Temuan penelitian di P.P. Babussalam Kalibening ini menunjukkan: pertama, Implementasi pembelajaran tahfiz{ al-Qur’an dengan al–qira’at al-sab’ah yaitu 1) Sebagai program pendidikan dilembaga dan menjaga kesambungan bacaan dari rasulullah selain imam hafs ‘an ‘ashim, memahami sejarah, ulumul Qur’an, lebih detail dalam mengtahui tajwid, memahami suatu makna dalam pengambilan hukum dan lebih kuat dalam penjagaan al-Qur’an. Kedua, pembelajaran tahfiz al-Qur’an dengan al–qira’at al-sab'ah mengikuti sistem sorogan. Sistematika yang diterapkan ketika setoran (talaqqī) qirā’ah sab’ah memiliki 2 tahapan, yaitu: Jama’ Sughrā dan Jama’ Kubrā. pembelajaran qirā'ah sab‘ah memakai kitab Faiḍul Barakāt fī Sab’il Qirā’āt karya KH. Muhammad Arwani dari Kudus. Ketiga, faktor pendukung yaitu: suasana lingkungan yang Qur’ani, ada jadwal setoran dengan ustadz yang pasti, berhadapan langsung dengan Ustadz. Faktor penghambatnya yaitu: Terbatasnya komunitas program qirā'ah sab‘ah, tidak adanya sosialisasi dan pembekalan kajian qirā'ah sab‘ah, kurang terorganisir menejemen, minimnya peminat para santri mempelajari qirā'ah sab‘ah.