Implikasi perbedaan bacaan terhadap penafsiran al-Qur’an: studi penafsiran Zamakhsharī terhadap ayat-ayat al-Mukhlasin

Main Author: Ridho, Muh. Ali Makhrus
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://digilib.uinsby.ac.id/25728/3/Muh.%20Makhrus%20Ali%20Ridho_F02516120.pdf
http://digilib.uinsby.ac.id/25728/
Daftar Isi:
  • Terdapat perbedaan bacaan dikalangan para ulama ahli Qira’at terhadap ayat-ayat al-Mukhlaṣīn. Para ulama’ Qira’at Madinah dan Kūfah membaca fatḥa huruf lamnya (al-Mukhlaṣīn), Sedangkan yang lainnya membaca dengan mengkasrah huruf lam (al-Mukhlaṣīn). Ketertarikan pemilihan lafaẓ al-Mukhlaṣīn yang dibahas dikarnakan ada perbedaan penafsiran dikalangan para mufassir. Salah satu mufassir yang memberi perhatian khusus pada aspek bahasa dalam tafsirnya adalah Zamakhsharī dalam tafsirnya al-Kashshāf. Qira’at pun tidak luput dari perhatianya, pasalnya qira’at adalah wadah Zamakhsharī untuk memperkuat argumenya dalam tafsir bahasanya. Permasalahan dalam penelitian ini setidaknya ada dua, yaitu; Bagaimana perbedaan bacaan lafaẓ al-Mukhlaṣīn dikalangan ulama Qira’at? Dan Bagaimana implikasi perbedaan bacaan lafaẓ al-Mukhlaṣīn menurut penafsiran Zamakhsharī dalam Tafsīr al-Kashshāf? Penelitian ini bertujuan untuk memahami perbedaan bacaan lafaẓ al-Mukhlaṣīn dikalangan ulama’ qira’at. Selain itu bertujuan juga untuk memahami implikasi perbedaan bacaan lafaẓ al-Mukhlaṣīn menurut penafsiran Zamakhsharī dalam Tafsīr al-Kashshāf. Penelitian ini merupakan penelitian riset kepustakaan (library research) dan disajikan secara deskriptif-analitis. Dengan kata lain, penelitian ini berusaha mendeskripsikan perbedaan bacaan ulama Qira’at tentang lafaẓ al-Mukhlaṣīn dengan disertai alasannya, serta menyingkap ideologi yang tersalip dibalik lafaẓ al-Mukhlaṣīn dalam Tafsīr al-Kashshāf karya Zamakhsharī. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan linguistik atau riwayat. Dalam pendekatan ini, ditekankan pentingnya bahasa dalam memahami al-Qur’ān, memaparkan ketelitian redaksi ayat ketika menyampaikan pesan-pesannya, mengikat penafsirannya dalam bingkai teks ayat-ayat sehingga membatasi terjerumus dalam subjektivitas berlebihan. Penelitian ini menghasilkan dua poin, yaitu Pertama, ayat-ayat al-Mukhlaṣīn dalam al-Qur’ān surat Yusuf ayat 24, al-Ḥijr ayat 40, al-Ṣaffāt ayat 40, 74, 128, 160 dan 169 serta Ṣād ayat 83, Qālūn membaca lafaẓ al-Mukhlaṣīn huruf lamnya dibaca fatḥa, beliau sependapat dengan Warash, Āshim, Ḥamzah dan al-Kisā’ī dan Nāfi’, sedangkan ulama’ lainnya membaca huruf lam pada lafaẓ al-Mukhlaṣīn dengan kasrah, seperti Ibnu Kathir, Abū ‘Amr, Ibnu ‘Āmir dan Ya’kub. Kemudian yang kedua Menurut Zamakhsharī ayat ini mempunyai dua Qira’ah, diantaranya adalah: pertama, huruf lamnya dibaca kasrah ‘al-Mukhliṣīn’ diartikan orang-orang yang ikhlas dijalan Allah. kedua huruf lamnya dibaca fatḥa ‘al-Mukhlaṣīn’ diartikan orang-orang yang diberi keikhlasan secara langsung oleh Allah SWT. Kemudian menurut Zamakhsharī orang-orang yang diberi keikhlasan secara langsung oleh Allah (al-Muklaṣīn) tidak akan ditipudaya oleh setan. Sungguhpun kajian implikasi perbedaan bacaan terhadap penafsiran al-Qur’ān ini telah dibahas sedemikian rupa, namun masih terdapat kekurangan yang menuntut adanya pengembangan dalam kajian, apalagi pembahasan ini hanya terfokus pada satu kajian tafsir al-Kasshāf karya Zamakhsharī dan juga hanya terfokus pada ayat-ayat al-Mukhlaṣīn dalam al-Qur’ān. maka dari itu,kajian implikasi perbedaan bacaan terhadap penafsiran al-Qur’ān ini sungguh sangat terbuka dan tidak menutup adanya pengembangan kajian dalam penelitian berikutnya. Wallāhu a’lam.