Peningkatan kemampuan berhitung operasi perkalian dengan pendekatan pendidikan matematika realistik indonesia (PMRI) di kelas II MI Sunan Ampel Porong Sidoarjo

Main Author: Istikhomah, Nuril
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://digilib.uinsby.ac.id/25530/7/Nuril%20Istikhomah_D97214117.pdf
http://digilib.uinsby.ac.id/25530/
Daftar Isi:
  • Pembelajaran matematika materi operasi perkalian yang dilaksanakan di MI Sunan Ampel Porong Sidoarjo pada kelas II belum sepenuhnya melibatkan peran siswa secara optimal. Siswa hanya diminta menghafalkan sebuah rumus tanpa menanamkan sebuah konsep dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya aktivitas tersebut berdampak pada kemampuan berhitung siswa menjadi kurang maksimal. Berdasarkan dari data awal nilai kemampuan menghitung materi perkalian kelas II, diperoleh data sebanyak 15 siswa yang belum mencapai nilai KKM. Permasalahan yang dikaji pada penelitian ini adalah (1) Bagaimana penerapan pendekatan PMRI dalam meningkatkan kemampuan berhitung pada materi operasi perkalian di kelas II MI Sunan Ampel Porong Sidoarjo? (2) Bagaimana peningkatan kemampuan berhitung pada materi operasi perkalian di kelas II MI Sunan Ampel Porong Sidoarjo? Untuk memperoleh hasil penelitian tersebut, metode penelitian yang digunakan adalah PTK model Kurt Lewin dengan subjek penelitian 21 siswa dan tempat penelitian di MI Sunan Ampel Porong Sidoarjo. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus pembelajaran yang meliputi empat tahap: Planning, Acting, Observing, Reflecting. Pengumpulan data diperoleh melalui observasi guru dan siswa, tes, wawancara dan dokumentasi. Dari uraian di atas peneliti menyimpulan bahwa melalui penerapan pendekatan PMRI dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menghitung operasi perkalian pada siswa kelas II MI Sunan Ampel Porong Sidoarjo. Hal ini dibuktikan dengan perolehan observasi aktivitas guru dan siswa yang mengalami peningkatan, yakni dari observasi aktivitas guru mendapat skor peningkatan dari 83 (baik) pada siklus I, menjadi 88 (sangat baik) pada siklus II. Kemudian skor aktivitas siswa dari perolehan 72,2 (cukup) pada siklus I, menjadi 85 (baik) pada siklus II. Selain itu peningkatan kemampuan menghitung siswa juga dapat dikategorikan berhasil. Hal ini terbukti dari siklus I maupun siklus II, yakni dari 71,4% (cukup) menjadi 85,7% (baik).