الحديث المرسل وأثره في الاحتجاج عند المحدثين والفقهاء: دراسة تحليلية مقارنة على مرويات سعيد بن المسيب
Main Author: | Abdalsslam Alasmair, Ibrahim Altyab |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.uinsby.ac.id/25373/1/Ibrahim%20Altyab%20Abdalsslam%20Alasmair_F04315052.pdf http://digilib.uinsby.ac.id/25373/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilatarbelakangi pentingnya pembahasan ilmu usul Al-Hadits yang dikarenakan tempat dan kehormatannya dalam mengembangkan teori-teorinya dan mengekstraksi manfaatnya. Penelitian ini berfokus pada Hadits-Hadits Sa’id bin Al-Musayyib mengingat dampak kemursalannya para ahli hadist, dan fiqih (Iman Maliki, Hanafi, Syafi’i dan Hanbali) berbeda pendapat dalam menanggapinya. Adapan rumusan masalah penelitian ini, yaitu 1- Apa Hadits-Hadists mursal yang masyhur dari riwayat Sa’id bin Al-musayyib dan takhrij-nya dari berbagai kitab hadits? 2- Bagaimana para ahli Hadits dan fiqih menanggapi Hadits mursal riwayat Sa’id bin Al-musayyib sebagai hujjah (argumen)? 3- Apa dampak perbedaan para ulama tentang hujjah (argumen) terhadap Hadits-Hadits mursal riwayat Sa’id bin Al-Musayyib dalam masalah-masalah fiqih? Metodologi penelitian ini adalah metode deskriptif libarary dan metode komparatif. Adapun cara pengumpulan datanya adalah membaca dan metode analisis data yaitu bergantung pada pendekatan deduktif dan langkah-langkah yang spesifik. Hasilnya menunjukkan bahwa telah ditulis dalam hadist-hadist mursal dan di beberapa buku, dan buku yang paling terkenal adalah kitab Abu Dawud Al-Sijistani, yang menyebutkan 31 Hadits mursal pada Said bin Musayyib. Mayoritas para ahli hadist merestorasi/merespon Hadist tersebut sebagai Hadist mursal Said bin Al-Musayyib dan menganggapnya sebagai Hadist dhoif (lemah), karena ada ‘illat atau cacat di dalamnya yaitu terputusnya sanad. Menurut pandangan ahli fiqih terperinci sebagai berikut: a) Kelompok Hanafi menerima untuk mengambil Hadits tersebut sebagaimana mereka mengambil Hadits musnad selagi tidak cacat atau ada ‘illat dan mereka berhujjah dengannya, diantaranya Hadits mursal Said bin Musayyib. b) Kelompok Maliki dan sebagian besar dari mereka menyatakan bahwa hadits mursal adalah sebuah argumen (hujjah), dan sebuah pekerjaan mengharuskan seperti itu, sebagaimana hadits musnad, diantaranya Said bin Al-Musayyib. c) Sedangkan kelompok Imam Syafi'i menolak Hadits mursal jika tidak sesuai syarat yang telah ditetapkannya. Hadits mursal Said bin Al-Musayyib sebagai argumen (hujjah) bagi mereka tetapi tidak secara mutlak melainkan sebagian besar saja, d) Adapun kelompok Hanbali, kebanyakan dari mereka menerima Hadits mursal selagi tidak ditentang oleh Hadits shahih, termasuk Hadits mursal Said bin Al-Musayyib, sebagaimana hasilnya menunjukkan bahwa hadits mursal Said bin Al-Musayyib telah mempengaruhi beberapa isu kontroversial antara empat madzhab fiqih, hal itu tergantung pada persetujuan mereka dari pada hadits mursal secara umum dan lebih khusus hadist mursal Said bin Al-Musayyib.