Makna tradisi Ruwat Agung Nuswantara Majapahit dalam komunikasi budaya di Desa Trowulan, Kec. Trowulan, Kab. Mojokerto, Jawa Timur
Main Author: | Rahmawati, Fira |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.uinsby.ac.id/25080/1/Fira%20Rahmawati_B76214035.pdf http://digilib.uinsby.ac.id/25080/ http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/25080 |
Daftar Isi:
- Persoalan yang hendak dikaji dalam penelitian ini yaitu apa makna tradisi ruwat agung nuswantara majapahit dan bagaimana proses komunikasi budaya dalam menyampaikan makna beserta media yang digunakan di masyarakat Desa Trowulan Kec. Trowulan, Kab. Mojokerto, Jawa Timur. Untuk mengungkapkan persoalan tersebut, digunakan metode peneltian kualitatif untuk mendeskripsikan data mengenai komunikasi komunikasi budaya di masyarakat Desa Trowulan. Penelitian ini menggunakan pendekatan budaya dan berlandasan teori interaksionisme simbolik. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi secara langsung. Data dilakukan pemeriksaan kebsahannya, lalu dilakukan penyajian sekaligus analisis data untuk kemudian dilakukan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa (1) Ritual Ruwat Agung Nuswantara Majapahit bagi masyarakat Desa Trowulan dimaknai sebagai tolak balak, (2) Getok tular merupakan bentuk komunikasi budaya yang dikembangkan masyarakat Desa Trowulan dalam melestarikan makna tradisi Ruwatan, (3) Padepokan Tlasih 87 merupakan media kultural yang digunakan masyarakat dalam mengkomunikasikan makna tradisi ritual. Bertitik tolak dari penelitian ini, rekomendasi yang diperkirakan dapat menjadi bahan pertimbangan adalah (1) perlu keterlibatan Pemerintah Kota Mojokerto dalam melestarikan tradisi Ruwat Agung Nuswantara Majapahit, (2) penelitian ini terbatas pada persoalan pemaknaan dan proses komunikasinya, sementara aspek-aspek keterlibatan tokoh masyarakat sejauh mana sampai tingkat partisipasi masyarakat tidak digali oleh peneliti. (3) perlu keterlibatan Dinas Pariwisata untuk mengemas program tradisi Ruwat Agung Nuswantara Majapahit ini sebagai pariwisata yang bernuansa lokalitas.