Bimbingan dan Konseling Islam dengan terapi dzikir untuk meningkatkan kepercayaan diri bagi seorang tahanan kasus pencurian di Rutan Medaeng Surabaya

Main Author: Hidayatullah, Syarif
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://digilib.uinsby.ac.id/25070/1/Syarif%20Hidayatullah_B53214039.pdf
http://digilib.uinsby.ac.id/25070/
http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/25070
Daftar Isi:
  • Fokus penelitian ini adalah tentang (1) bagaimana proses Bimbingan dan Konseling Islam Dengan Terapi Dzikir Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Bagi Seorang Tahanan Kasus Pencurian Di Rutan Medaeng Surabaya? (2) bagaimana hasil yang didapat dari Bimbingan dan Konseling Islam Dengan Terapi Dzikir Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Bagi Seorang Tahanan Kasus Pencurian Di Rutan Medaeng Surabaya. Dalam menjawab permasalahan tersebut, metode yang digunakan peneliti adalah pendekatan kualitatif deskriptif, dengan jenis penelitian studi kasus yang kemudian di analisa menggunakan analisa deskriptif komperatif. Peneliti mencari data dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul kemudian analisis dilakukan untuk mengetahui hasil dari Bimbingan dan Konseling Islam Dengan Terapi Dzikir Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Bagi Seorang Tahanan Kasus Pencurian Di Rutan Medaeng Surabaya, peneliti membandingkan antara sebelum dan sesudah proses konseling. Penelitian ini menghasilkan data bahwa proses Bimbingan dan Konseling Islam Dengan Terapi Dzikir Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Bagi Seorang Tahanan Kasus Pencurian Di Rutan Medaeng Surabaya dengan cara memberikan motivasi tentang keutamaan seorang hamba kepada TuhanNya dalam berdzikir, manfaat orang yang berdzikir, dan nasehat-nasehat berupa ajakan senantiasa mengingat kepada Allah SWT. Alhamdulillah dengan menggunakan bimbingan dan konseling Islam, konseli yang pada awalnya suka menyendiri, mudah cemas, mudah putus asa, serta menyimpan ketakutan yang berlebihan, dengan adanya kegiatan ini konselor bisa menjadi tempat pelabuhan bagi konseli untuk mencurahkan keluah kesahnya. Setelah dilakukannya proses konseling lambat laun konseli yang suka menyendiri, mudah putus asa, cemas, ketakutan yang berlebih sedikit demi sedikit sudah mulai berkurang, dan sudah mulai berkomunikasi dengan baik sesama Blok I dan juga sudah mulai berkurang tingkat ketakutan yang berlebihan pada diri konseli serta tidak lagi mudah berputus asa dalam menjalani hidup.