Dimensi spiritual tembang Lir-Ilir dalam semiotika tasawuf
Main Author: | Yaqin, Moh Ainul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.uinsby.ac.id/24740/1/Moh%20Ainul%20Yaqin_E01212025.pdf http://digilib.uinsby.ac.id/24740/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan (Library Research). Masalah pokok yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah: Pertama, bagaimana tahapan-tahapan perjalanan spiritual Sunan Kalijaga yang berhasil menggubah karya monumental Tembang Lir-ilir dalam media dakwahnya yang selalu kontekstual hingga saat ini. Kedua,bagaimana Tembang Lir-ilir ini dimaknai secara semiotika Roland Barthes. Ketiga, bagaimana sisi spiritual tasawuf dari tembang Lir-ilir tersebut. Dalam menjawab permasalahan di atas, penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kulitatif. Metode deskriptif yakni pola yang berusaha menggambarkan suatu obyek secara apa adanya. Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran secara lengkap tentang tembang Lir-ilir dari teori semiotika Roland Barthes. Selanjutnya peneliti juga mencoba untuk menumpahkan segala sumber terkait sebagai rujukan ilmiah dalam pemaknaannya. Hasil analisis dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa tembang Lir-ilir memiliki makna spiritual yang tinggi dalam kontekstual zaman. Tembang Lir-ilir merupakan ajakan Sunan Kalijaga untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tembang Lir-ilir yang dinyanyikan oleh anak-anak kecil juga mampu mengubah akhlak masyarakat Jawa secara signifikan tanpa melalui konfrontasi dengan kepercayaan masyarakat Jawa sebelumnya. Masyarakat Jawa secara tidak sadar digiring perlahan untuk mengalihkan kepercayaan kepada Allah SWT. Sehingga dalam proses peralihan kepercayaan ini tidak ada pertikaian.