تغييرات الوزن العروضي وقوافيه في الشعر كن بلسما لإيليا أبو ماضي
Main Author: | Astuti, Al Wardah Kusuma |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.uinsby.ac.id/23059/1/Al%20Wardah%20Kusuma%20Astuti_A91214085.pdf http://digilib.uinsby.ac.id/23059/ |
Daftar Isi:
- Ilmu ‘aruḍ dan qawâfȋ merupakan salah satu cabang ilmu kesusastraan Arab dan pengertian ilmu ‘aruḍ adalah ilmu yang membahas pola-pola syi‘ir Arab untuk mengetahui wazan yang benar dan yang salah serta perubahan-perubahan yang terjadi pada wazan syi‘ir Arab, sedangkan qawâfȋ adalah ilmu yang membahas ujung kata di dalam bait syi‘ir, yang dihitung mulai dari huruf mati terakhir sampai dengan satu huruf hidup sesudah huruf mati yang kedua. Fokus permasalahan dalam pembahasan ini adalah 1. Apa saja wazan ‘aruḍ yang dipakai pada syi‘ir “Kun Balsaman” Karya Ilya Abu Madhi? 2. Bagaimana perubahan wazan ‘aruḍ yang terdapat pada syi‘ir “Kun Balsaman” Karya Ilya Abu Madhi? 3. Qâfiyah apa yang terdapat pada syi‘ir “Kun Balsaman” Karya Ilya Abu Madhi? Tujuan pembahasan ini untuk mengetahui wazan ‘aruḍ dari macam-macam perubahan dan qâfiyah yang terdapat pada syi‘ir Ilya Abu Madhi. Teori sastra yang digunakan sebagai pendekatan dalam pembahasan ini adalah teori objektif, yaitu meneliti syi‘ir Ilya Abu Madhi dari segi irama ‘aruḍ (yaitu hasil pengulangan dari beberapa taf’ȋlah), perubahan yang berupa ziḥâf (kecepatan irama) dan ‘illat (kecacatan irama), dan qawâfȋ (yaitu ujung kata yang ada di dalam bait syi‘ir). Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Adapun temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pada syi‘ir “Kun Balsama” menggunakan bahar kâmil, adapun dalam bahar adalah taf’ȋlah ‘aruḍ yang diulang-ulang dengan tujuan membentuk syi‘ir. Pada syi‘ir “Kun Balsaman” terdapat perubahan wazan ‘aruḍ yaitu: Ziḥâf mufrad yaitu berupa Iḍmâr (yaitu mensukunkan huruf kedua (huruf ta’) yang berharakat pada taf‘ȋlah “mutafâ‘ilun” menjadi “mutfâ‘ilun” dan mengikuti wazan “mustaf‘ilun”). Qâfiyah adalah kata terakhir di dalam bait syi‘ir, yang dihitung mulai dari huruf mati terakhir sampai dengan satu huruf hidup sesudah huruf mati yang kedua dari akhir. Qâfiyah yang digunakan pada syi‘ir “Kun Balsaman” adalah sebagai berikut: Kalimât al-Qâfiyahyang terdapat pada sebagian kata, terdapat pada bait ke- 4, 7, 12, 13, 14, 24, dan 29, yang terdapat pada satu kata, terdapat pada bait ke- 1, 5, 6, 8, 10, 11, 15, 16, 18, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 30, dan 31, yang terdapat pada dua kata, terdapat pada bait ke- 2, 3, 9, dan 17, dan yang terdapat pada satu dan sebagian kata, terdapat pada bait ke- 19, 22, dan 32. Huruf al-Qâfiyah diantaranya ada Al-Rawȋ (yaitu huruf terakhir pada bait syi‘ir kecuali huruf mad dan ha’) seluruh bait berakhiran dengan huruf mȋm, Al-Washal (yaitu huruf mad meng- ishba‘-kan harakat rawȋ dan ha’ yang mendampingi rawȋ) seluruh bait di-ishba‘-kan dengan huruf alif, Al-Ta’sȋs (yaitu alif yang terhalang satu huruf dari rawȋ) terdapat pada bait ke- 13, dan Al-Dakhȋl (yaitu huruf hidup di antara ta’sȋs dan rawȋ ) terdapat pada bait ke- 13, yaitu huruf ‘ain. Harakât al-Qâfiyah diantanya Al-Majrâ (yaitu harakat rawȋ muṭlaq) yaitu ber-harakat fatḥah, Al-Ishba‘ (yaitu harakat dakhȋl) yaitu ber-harakat ḍammah, Al-Rassu (yaitu harakat huruf sebelum dakhil) yaitu ber-harakat fatḥah. Anwâ’ al-Qâfiyah; syi’ir “Kun Balsaman” karya Ilya Abu Madhi termasuk Muṭlaqah Mujarrodah, kecuali bait ke-13 menggunakan Muṭlaqah Muassasah. Asma’ al-Qâfiyah; bahwa syi‘ir “Kun Balsaman” karya Ilya Abu Madhi menggunakan ism al-mutadarak. Dengan demikian, syi‘ir “Kun Balsaman” karya Ilya Abu Madhi ditemukan beberapa irama wazan ‘aruḍ dan macam-macam perubahannya yaitu Ziḥâf mufrad yaitu berupa Iḍmâr (yaitu mensukunkan huruf kedua (huruf ta’) yang berharakat pada taf‘ȋlah “mutafâ‘ilun” menjadi “mutfâ‘ilun” dan mengikuti wazan “mustaf‘ilun”) dan Qâfiyah yang digunakan pada syi‘ir “Kun Balsaman” karya Ilya Abu Madhi adalah Qâfiyah Alif dan dinamakan Qâsidah Mȋmiah. Kata Kunci : Perubahan Wazan ‘aruḍ, qawâfȋ, dan Syi‘ir “Kun Balsaman”.