دراسة مقارنة في قراءة الكتاب الصفراء الفقهية بين الطلاب المقيمين وغير المقيمين لطلاب الفصل الحادي عشر
Main Author: | Udin, Abdullah Hasan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.uinsby.ac.id/21541/1/Abdullah%20Hasan%20Udin_D32206010.pdf http://digilib.uinsby.ac.id/21541/ http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/21541 |
Daftar Isi:
- Pada hakekatnya, semua anak didik (siswa) memiliki tingkat kemampuan intelektual awal yang sama, bahwa kemampuan lebih merupakan hasil bidikan pencarian dari pada anugerah. Seorang anak, bisa menjadi lebih atau kurang cerdas, di samping karena lingkungan keluarga dimana ia pertama kali mengawali hidupnya, juga sangat tergantung pada proses sosial dan pendidikan yang ia alami. Di sini, sebuah lembaga pendidikan memegang peranan penting dalam proses perkembangan akademik mereka. Beberapa hasil penelitian tentang sekolah yang efektif (schol/effectiveness) membuktikan bahwa kecerdasan atau prestasi dalam hal ini ketrampilan membaca kitab kuning siswa sangat ditentukan oleh lingkungan belajar (learning environment) sekolah. Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana menciptakan kondisi yang efektif agar setiap siswa bisa mengembangkan dirinya secara optimal. Semakin kondusif Iingkungan belajar sebuah sekolah, maka semakin tinggi pula kemungkinan prestasi belajar yang dicapai anak. Demikian pula sebaliknya. Fenomena di atas, juga sedang dialami oleh lembaga pendidikan di MAI. Dar al-Faizin, Mojowarno, Jombang, khususnya siswa kelas XI MA. pada Tahun Pelajaran 2010/2011 di mana mereka berasal dari latar belakang pendidikan yang berbeda yaitu siswa mukim dan non mukim, sehinga mau tidak mau sangat berpengaruh pada prestasi belajar Bahasa Arab mereka, yaitu prestasi siswa non mukim jauh lebih rendah daripada siswa mukim. Prestasi belajar Bahasa Arab dalam hal ini sebagai acuan adalah ketrampilan membaca kitab kuning siswa non mukim lebih raendah disebabkan proses sosial dan lingkungan pendidikan yang pemah mereka alami, dimana sewaktu mereka melangsungkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan kurik ulum yang ada, dan sedikitnya pengatahun dibidang bahasa Arab, dan banyaknya permainan-permainan yang diunggulkan ketimbang belajar, nonton TV dan sebagainya. Sebaliknya, siswa mukim sedikit banyaknya terpaut terhadap lingkungan, setiap hari dan malamnya di pondok pesantren pengatahuan yang bernuansa bahasa Arab sehingga dalam hari harinya siswa mukim dihadapkan pada kitab. Maka tidak heran jika prestasi dalam hal ketrapilan membaca kitab kuning siswa mukim lebih tinggi dari pada siwa yang non mukim.