Daftar Isi:
  • Setiap langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan masalah, siswa pasti memiliki bayangan ke depan diikuti dengan cara berpikir dan cara memahami yang saling berinteraksi di dalam otak, sekalipun yang siswa bayangkan/ramalkan/prediksi bernilai salah. Hal tersebut dinamakan antisipasi. Ketika menyelesaikan suatu masalah, siswa harus memahami terlebih dahulu permasalahan yang dihadapi. Dalam memahami suatu masalah, dibutuhkan kemampuan bahasa yang baik. Hal ini berhubungan dengan kecerdasan linguistik. Selain bahasa, dalam menyelesaikan suatu masalah matematika juga dibutuhkan pemikiran logis. Hal ini berhubungan dengan kecerdasan logis-matematis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan antisipasi siswa dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan kecerdasan linguistik dan kecerdasan logis-matematis. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Instrumen yang digunakan berupa angket kecerdasan, tes pemecahan masalah aljabar, dan pedoman wawancara. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Sidoarjo kelas X MIA II. Pengambilan subjek menggunakan teknik purposive sampling. Subjek penelitian terdiri dari empat siswa yang terdiri atas: satu siswa yang berkecerdasan linguistik tinggi dan berkecerdasan logis-matematis tinggi, satu siswa yang berkecerdasan linguistik tinggi dan berkecerdasan logis-matematis rendah, satu siswa yang berkecerdasan linguistik rendah dan berkecerdasan logis-matematis tinggi, dan satu siswa yang berkecerdasan linguistik sedang dan berkecerdasan logis-matematis sedang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang berkecerdasan linguistik tinggi dan berkecerdasan logis-matematis tinggi memiliki karakteristik antisipasi analitik dalam menyelesaikan masalah aljabar. Siswa berusaha menganalisis masalah, mengidentifikasi tujuan, membayangkan sebab-akibat, dan mempertimbangkan alternatif lain. Siswa yang berkecerdasan linguistik tinggi dan berkecerdasan logis-matematis rendah memiliki karakteristik antisipasi terinterisasi dalam menyelesaikan masalah aljabar. Siswa secara spontan meramalkan dan melakukan kegiatan penyelesaian tanpa harus menganalisis masalah karena telah mengolah informasi yang diterima. Siswa yang berkecerdasan linguistik rendah dan berkecerdasan logis-matematis tinggi memiliki karakteristik antisipasi analitik dalam menyelesaikan masalah aljabar. Siswa berusaha menganalisis masalah, mengidentifikasi tujuan, membayangkan sebab-akibat, dan mempertimbangkan alternatif lain. Siswa yang berkecerdasan linguistik sedang dan berkecerdasan logis-matematis sedang memiliki karakteristik antisipasi kaku dalam menyelesaikan masalah aljabar. Siswa mempertahankan dan tidak mengevaluasi kembali hasil pekerjaannya sekalipun mengetahui ada yang tidak sesuai.