القران عند نصر حامد ابو زيد وتاْثير المعتزلة فيه
Daftar Isi:
- Al-Qur’an merupakan kalamullah sekaligus penuntun hidup umat manusia yang diturunkan Allah melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad secara berangsur-angsur selama 23 tahun, baik turun karena ada kasus yang teijadi pada masa itu atau tidak. Akan perihal al-Qur’an yang merupakan kalamullah ini teijadi perbedaan sengit antara para ulama. Ulama’ Mu'tazilah berpendapat bahwa al-Qur’an merupakan makhluk yang juga diciptakan Allah, karena yang namanya kalam itu pastinya merupakan susunan kata dan rangkain kalimat. Namun, Mu 'tazilah tidak mentajsimkan kalam Allah tersebut. Sedangkan ulama’ Ahlussunnah Waljama 'ah berpendapat sebaliknya, yang berarti bahwa al-Qur’an itu qadim, yang sudah menjadi satu-kesatuan kengan dzat (al-Kalam al-Nafsi) yang maha kuasa. Perbincangan akan konsep al-Qur’an ini terns berlanjut pada masa modem. Banyak pemikir kontemporer dengan disiplin ilmu yang makin berkembang juga mewamainya. Nasr Hamid Abu Zaid (Abu-Zaid), yang seorang mu'tazili, dengan pendekatan sastra Arab dan teori baratnya (baca: hermeneutik) menghasilkan kesimpulan bahwa al-Qur’an itu merupakan produk budaya (muntaj tsaqafi), di mana ia terbentuk selama 23 tahun dengan peradaban Arab berabat-abat yang lalu. Ketika seperti itu, peran dan campur tangan Muhammad sebagai penerima wahyu pertama juga berperan. Dari sini, bisa disimpulkan bahwa konsep al-Qur’an Abu Zaid adalah makhluk, seperti apa yang dikatakan Mu’tazilah. Namun, apakah di sana ada pengaruh Mu'tazilah? Untuk itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana konsep al-Qur’an menurut Mu'tazilah dan Nasr Abu-Zaid. Dan juga, untuk mengungkap apa konsep al-Qur’an Nasr Abu-Zaid itu dipengaruhi atau terpengaruh dengan konsep al-Qur’annya Mu 'tazilah. Dengan demikian, dalam skripsi ini dikomparasikan antara konsep al- Qur’an Mu’tazilah dan Nasr Abu-Zaid. Penelitian ini bersifat kualitatif berbasis penelitian kepustakaan (library research) berupa pembacaan dan kajian teks (text reading) dan analisis isi (content analysis) melalui analytic description. Akhimya, penelitian ini menghasilkan simpulan bahwa tidak ada pengaruh berarti dari Mu'tazilah terhadap konsep al-Qur’an Nasr Abu-Zaid, kecuali penekanan pemikirannya saja, yang menekankan pada akal. Lebih lanjutnya, penelitian ini mengatakan bahwa konsep muntaj tsaqafi Nasr Abu-Zaid itu lebih dipengaruhi oleh kajian Barat (baca: Bibel).