Metode penolakan kejahatan dalam al-Qur’an dan implementasinya dalam kehidupan masyarakat: studi analitis surat Fushilat ayat 34-35
Daftar Isi:
- Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana penafsiran para ulama tentang surat Fushilat ayat 34-35, 2) Bagaimana metode al-Qur’an untuk menolak kejahatan dalam surat Fushilat ayat 34-35, 3) bagaimana implementasinya dalam kehidupan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penafsiran-penafsiran para ulama tentang surat Fushilat ayat 34-35, untuk mendeskripsikan metode al-Qur’an untuk menolak kejahatan dalam surat Fushilat ayat 34-35, dan untuk mendeskripsikan implementasinya dalam kehidupan masyarakat. Penelitian ini bersifat kepustakaan {library research) dengan melalui penggalian dan penelusuran terhadap kitab-kitab, buku-buku, dan catatan-catatan lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Selain itu penelitian ini juga menggunakan metode tahlili,yaitu metode menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dengan memaparkan segala aspek yang terkandung didalam ayat yang ditafsirkan tersebut, serta menerangkan makna-makna yang terkandung didalamnya, sesuai dengan keahlian dan kemampuan mufasir yang menafsirkan ayat tersebut. Penelitian difokuskan kepada sifat manusia jarang terjadi di masyarakat. Dalam al-Qur’an, umat Islam dianjurkan untuk menolak kejahatan. Salah satunya adalah membalas kejahatan dengan kebaikan yang terdapat dalam surat Fushilat ayat 34-35. Pada kenyataannya, telah ditemukan banyak sekali orang-orang yang membalas kejahatan. Karena watak seseorang memang cenderung membalas kejahatan dengan kejahatan. Dengan demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa manusia banyak berbuat dzalim kepada diri sendiri atau kepada orang lain. Terkadang juga manusia sering didzalimi atau dijahati oleh orang lain. Seseorang yang membalas kejahatan dengan kebaikan masih jarang ditemukan di dalam kehidupan masyarakat ini. Hanya orang-orang yang beijiwa besar dan sabar yang dapat melakukannya. Dari penjabaran diatas dapat kita simpulkan bahwa watak seseorang dengan seseorang yang lainnya berbeda-beda. Ada yang cenderung membalas kejahatan dengan kejahatan serupa sehingga terjadi perkelahian dan permusuhan. Dan ada pula yang mempunyai watak sabar dan pemaaf yang cenderung membalas kejahatan dengan kebaikan. Oleh karena itu, al-Qur’an memberikan petunjuk untuk menjalani kehidupan ini, yaitu dengan menolak kejahatan dengan cara yang lebih baik. Dan hal itu merupakan perintah dari Allah Swt. Dan hal itu merupakan sifat yang harus diteladani dari sifat Rasulullah.