Upaya peningkatan pembelajaran siswa kelas VIIA mata pelajaran Agama tentang bahasan iman kepada Allah dengan menggunakan model pembelajaran CTL di SMP Baltrul Ulum Surabaya
Daftar Isi:
- Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana upaya peningkatan pembelajaran siswa dalam bahasan iman kepada Allah mata pelajaran agama pada siswa kelas VII A SMP Bahrul Ulum Surabaya? 2. Bagaimana penggunaan model pembelajaran CTL (Contectual teaching and learning) pada siswa kelas VII A SMP Bahrul Ulum Surabaya? Tujuan penelitian ini adalah 1. Memahami upaya untuk peningkatan pembelajaran siswa dalam bahasan iman kepada Allah mata pelajaran agama pada siswa kelas VII A SMP Bahrul Ulum Surabaya 2. Memahami penggunaan model pembelajaran CTL (Contectual teaching and learning) pada siswa kelas VII A SMP Bahrul Ulum Surabaya. Penelitian ini adalah penelitian lapangan <field research) dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan untuk mendapatkan data tentang Upaya Peningkatan Pembelajaran Siswa Kelas VII A SMP Bahrul Ulum Surabaya Dalam Bahasan Iman Kepada Allah Mata Pelajaran Agama Dengan Menggunakan Model Pembelajaran CTL, setelah data terkumpul penelitian analisis dengan tehnik prosentase, kemudian penelitian dideskriptifkan untuk mendapatkan kesimpulan dengan menggunakan metode observasi, dokumentasi, dan interview. Contextual Teaching and Learning {CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik secara penuh untuk dapat mencari dan menemukan materi yang dipelajari kemudian menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata. Pengalaman yang ada di lingkungan sekitar adalah bahan pembelajaran yang harus igali dan di pertemukan dengan teori yang telah diajarkan di bangku sekolah, dengan begitu siswa dapat menarik inti dari pembelajaran dengan materi yang telah dipelajari. Hasil penelitian menyimpulkan Penggunaan model pembelajaran CTL (Contectual teaching and learning) pada siswa kelas VII A SMP Bahrul Ulum Surabaya adalah melalui empat tahap, yaitu: pertama, guru memberi pengantar tentang materi "Iman Kepada Allah SWT". Pendidik menjelaskan tentang materi yang menjadi pokok bahasan kepada peserta didik, namun sifatnya sebagai pengantar proses belajar mengajar. Kedua, guru memberi pengantar tentang fenomena social yang terjadi dilingkungan sekitar. Ketiga, peserta didik diberikan ruang untuk berdiskusi sesama peserta didik dengan tema materi yang diberikan guru dan fenomena disekitamya. Keempat, peserta didik presentasi hasil diskusi. Setelah melewati proses tersebut, peserta didik melakukan presentasi atas hasil diskusi kelompok. Disini terjadi dialektika antar kelompok karena msing-masing kelompok memiliki temuan yang berbeda satu dengan lainnya.