Daftar Isi:
  • Pendidikan Agama Islam dinilai banyak kalangan memiliki banyak kelemahan, terutama didalam proses pembelajara1U1ya. Pendidikan Agama Islam terlihat masih menganggap bahwa guru adalah satu-satunya sumber belajar siswa. Sukses dan tidaknya proses pembelajaran sangat bergantung dari peran guru. Siswa hanya memperoleh materi begitu saja. Proses pembelajaran seperti ini berakibat tidak adanya rangsangan bagi siswa untulc mengembangkan daya pikir kemandirian. Proses pembelajaran yang kaku tersebut, tidak bisa dinikmati dan mengakibatkan mental pasif, proses pembelajaran kurang berkesan di otak siswa. Oleh karena itu, dimuncukan banyak metode pembelajaran yang lebih aktif, salah satunya adalah strategi firing line (garis tembak). Siswa tidak hanya duduk dan mendengarkan ceramah guru, namun siswa dirangsang untuk selalu berinovasi dan aktif dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang diberikan. Dari basil penelitian penulis dapat simpulkan bahwa pertama, kemampuan guru dalam menerapkan strategi firing line (garis tembak) pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam sudah baik. Kedua, motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam tergolong baik. Ketiga, implementasi strategifiring line (garis tembak) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama lslam-juga terbilang baik dan hasilnya pun juga memuaskan.