Daftar Isi:
  • Skripsi ini menjawab dua rumusan masalah, yaitu bagaimana makna budaya hedonisme menurut pemahaman pengusaha topi di Ngucli Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo, dan bagaimana perilaku hedonistis pengusaha topi di daerah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami makna budaya hedonisme menurut pemahaman pengusaha topi di Ngudi Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo dan menganalisa perilaku pengusaha topi di Ngudi Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, pendekatan studi kasus, Konsentrasi penulis berada dalam penelitian di lapangan dengan berbekal konsep hedonisme, mengamati bagaimana perilaku pengusaha topi di Duson Ngudi Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo, dan melihat dari sudut pandang cara hidup sederhana dalam Islam dengan wacana hedonisme. Pengurnpulan data dilakukan dengan metode (I) observasi partisipan non­ partisipan, (2) wawancara atau interview, (3) penyebaran daftar pertanyaan atau (4) dokumentasi. Penelitian ini menggunakan Teknik analisis komparatif yang digunakan untuk membandingkan kejadian-kejadian yang terjadi disaat peneliti menganalisa kejadian tersebut dan dilakukan secara terns menerus sepanjang penelitian itu dilakukan, tahap analisis dengan metode ini pertama tahap membandingkan kejadian yang dapat diterapkan pada tiap kategori, kedua tahap memadukan kategori-kategori serta ciri-cirinya, ketiga tahap membatasi lingkup teori dan yang terakhir tahap menulis teori. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa makna budaya Hedonisrne menurut pemahaman pengusaha Islam anggapan mereka tercapainya kebahagiaan adalah tujuan kehidupan dan mengatakan bahwa manusia hendaknya hidup dengan suatu cara yang mendekatkannya pada kepuasan. Gaya hidup foya-foya, konsumtif dan glamour menjadi pilihannya, paham seperti itu cenderung membawa dampak negatif yakni dapat mengikis eksistensi terhadap makna hidup bahkan dapat meremehkan dimensi spiritual pengusaha topi di Ngudi semuanya tidak menyetujui mengenai paham hedonisme ini. Penulis menemukan bahwa perilaku pengusaha topi di Ngudi mengenai gaya hidupnya banyak terdapat persaingan-persaingan dalam menunjukkan materi, Temyata sebagian besar dari mereka tidak menyadari bahwa perilaku mereka telah terseret arus persaingan dalam hat kepuasan materi (hedonisme) yang mereka tolak sebelumnya.