Hubungan kyai dan santri di Desa Babakan Ciwaringin Cirebon: kajian antropologis di pondok pesantren Mu'allimat dan pondok pesantren Jambu al-Islamy Babakan Ciwaringin Cirebon
Daftar Isi:
- Secara Antropologis, manusia adalah makhluk sosial dan berbudaya, Segala hal yang mengkaji tentang bentuk prilaku manusia beserta nilai-nilainya masuk dalam kajian antropologis. Kyai merupakan sosok sentral dalam lingkungan pesantren, sosok yang kharismatik dan menjadi role model bagi santrinya, bagaimana kepribadian santri tidak jauh dari meniru kepribadian kyainya yang menjadi panutan sekaligus idola bagi setiap santri, lalu bagaimana bentuk hubungan antara kyai dan santri di Pondok Pesantren yang menjadi tempat pengkaderan santri untuk menjadi Sosok ulama dan manusia yang bermanfaat di dunia dan akhirat. Dari persoalan tersebut, terdapat tiga rumusan masalah dalam tesis ini, yaitu: 1. Bagaimana hubungan kyai dan santri di pondok pesantren Mu’allimat dan pondok pesantren Kebon Jambu Al-Islamy Babakan Ciwaringin Cirebon? 2. Bagaimana latar belakang sosial budaya hubungan kyai dan santri di pondok pesantren Mu’allimat dan pondok pesantren Kebon Jambu Al-Islamy Babakan Ciwaringin Cirebon? 3. Bagaimana dampak hubungan kyai dan santri di pondok pesantren Mu’allimat dan pondok pesantren Kebon Jambu Al-Islamy Babakan Ciwaringin Cirebon? Pendekatan yang digunakan dalam tesis ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan kajian antropolgis, pendekatan etnologi dengan analisis deskriptif, teknik pengumpulan datanya dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini bahwa: 1. Bentuk hubungan yang sangat menonjol di pondok pesantren Mu’allimat (salaf-modern) dan pondok pesantren Kebon Jambu Al-Islamy Babakan (modern) adalah hubungan paternalistik (kebapaan) dimana kyai menjadi orang tua bagi santri di pondok, terbukti dengan panggilan akrab Kang dan Aang untuk kyai dan kepribadian kyai yang bersedia menerima keluhan dan konsultasi santri selama 24 jam selama santri membutuhkan. 2.Keduanya memiliki latar belakang sosial budaya yang sama yaitu : Kedua pondok dalam menjalin hubungan dengan santri hanya meneruskan tradisi pendahulu (pendiri pondok pesantren). Melestarikan hal yang baik dari yang sudah dijalankan orang tua. Mengambil yang baru yang lebih baik seiring dengan perkembangan zaman. 3. Diantara dampak positif yang terjadi dengan adanya hubungan antara kyai dan santri di P.P Mu’allimat dan P.P Jambu Al-Islamy yaitu: Santri begitu rindu untuk bertemu dengan kyai dan nyai dan santri menjadi betah di pondok, Santri merasa memiliki orang tua dipondok, dan merasa dekat dengan nyai dan kyai.