Dialektika tafsir al-Qur’an dan budaya Sunda dalam tafsir rawdat al-‘Irfan fi ma’rifat al-Qur’an karya Ahmad Sanusi
Daftar Isi:
- Produk budaya merupakan media yang sangat bagus untuk menanamkan nilai-nilai budaya secara efektif. Nilai budaya ini perlu diajarkan dan dijaga agar tetap menjadi ciri khas bangsa. Salah satu produk budaya di bidang karya sastra adalah tafsir karya Ahmad Sanusi yang diberi judul Rawdat al-‘Irfan Fi Ma’rifat al-Qur’an yang ditulis dalam lingkup sosial budaya Sunda.Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan tentang faktor yang mempengaruhi Ahmad Sanusi untuk menulis kitab tafsir tersebut,metodologi penafsirannya serta bagaimanadialektika tafsir tersebut dengan nilai-nilai budaya Sunda?Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang datanya bersumber dari kepustakaan (library research)dan wawancara.Penelitian ini dikaji dengan kerangka teori enkultari budaya dan pendekatan historis antropologis guna mengungkap dialektika tafsir al-Qur’an dengan nilai budaya Sunda. Sehingga mewujudkan dialektika yang dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu tah}mil, tahrim dan taghyir.Kemudian dapat disimpukan mengenai latar belakang Ahmad Sanusi menyusun kitab tafsir Rawd}at al-‘Irfan Fi Ma’rifat al-Qur’an adalah untuk lebih mempermudah dan memenuhi kebutuhan intelektual masyarakat Sunda dalam mempelajari agama dan mendalami al-Qur’an. Dan metode yang digunakannya adalah ijmali. Dilihat dari sumber penafsirannya, tafsir tersebut tergolong tafsir bi l-ra’yi. Adapun corak atau aliran dari tafsir tersebut bersifat umum dan tidak didominasi oleh suatu aliran tertentu, Dialektika tafsir al-Qur’an dengan budaya Sunda membentuk 3 (tiga) pola dialektika; pertama tah}mil, adalah sikap apresiatif dan menerima berlakunya suatu budaya. Kedua tahrim, adalah sikap penolakan terhadap berlakunya suatu budaya. Ketiga taghyir, adalah sikap menerima terhadap tradisi, tetapi memodifikasinya hingga berubah karakter dasarnya.