Daftar Isi:
  • Syiir pada masa jahiliyah merupakan alat komunikasi bangsa arab yang memiliki peran penting dalam dunia kesusastraan, pemikiran, dan politik, tidak lepas dari 5 unsur yakni kalimat, irama, sajak, kesengajaan dalam bersyiir, dan imajinasi. Irama merupakan salah satu unsur syiir tradisional yang berkaitan erat dengan ilmu arudl, karena di dalam ilmu tersebut mempelajari tentang irama syiir dan juga untuk mengetahui baik buruknya syiir dalam hal kecepatan dan cacatnya irama syiir. Adalah ibnu zaidun, salah satu penyair andalusia terkenal yang memiliki banyak karya-karya indah, diantara karyanya yang termasyhur yakni syiir ghazal yang berjudul Adha At-Tanaa’iy yang dikirim kepada kekasihnya yang bernama waladah binti al-mustakfi billah dari dalam penjara. Konon ibnu zaidun meminta kekasihnya agar selalu menjaga janji cinta mereka, dan dia juga meratapi kenangan hari-hari yang pernah mereka berdua lalui bersama dalam surat tersebut. Syiir berbahar basith ini terdiri dari 51 bait, dan seluruhnya akan dibahas dalam skripsi ini. Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Apa wazan arudl yang terdapat dalam Syi’ir “Adha Al-Tanaa’i” karya Ibnu Zaidun? (2) Bagaimana perubahan wazan arudl yang terdapat dalam Syi’ir “Adha Al-Tanaa’iy” karya Ibnu Zaidun?. Tujuan pembahasan ini untuk mengetahui wazan arudl dari macam-macam perubahan yang terdapat pada syi’ir “Adha Al-Tanaa’i”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan teori objektif, yakni dengan menguraikan bentuk susunan irama (wazan) dalam syiir “Adha Al-Tanaa’iy” dan perubahan-perubahannya berupa zihaf (kecepatan irama) dan illat (kecacatan irama). Adapun temuan hasil penelitian ini menunjukan bahwa : 1) Syi’ir “Adha Al-Tanaa’iy” karya Ibnu Zaidun menggunakan bahar Basith, adapun dalam bahar Basith tersebut terdapat beberapa macam arudl dan dharabnya, sebagai berikut : a. Bahar basith tam makhbunah yang mempunyai dharab maqthu’ah, yaitu terdapat pada bait ke- 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51. b.Bahar basith tam maqthu’ah yang mempunyai dharab maqthu’ah, yaitu terdapat pada bait ke- 1 dan 5. 2) Perubahan-perubahan wazan arudl yang ditemukan dalam Syi’ir “Adha Al-Tanaa’iy” karya Ibnu Zaidun adalah sebagai berikut : a. Zihaf (perubahan yang terjadi pada huruf ke-2 dari sabab khafif dan sabab tsaqil yang ada pada taf’ilah) yang terdapat pada syi’ir ini berupa: - Khaban (pembuangan huruf ke-2 yang mati) pada bait ke-1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20,21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 50, 51. -Thayyu’ (pembuangan huruf ke-4 yang mati) terdapat pada bait ke-44. b. Illat (perubahan yang terjadi pada huruf ke-2 dari sabab khafif dan sabab tsaqil, demikian juga dari watad majmu’ dan watad mafruq yang ada pada ‘arudl dan dlarabnya bait syi’ir) yang terdapat pada syi’ir ini berupa: -Qatha’ (pembuangan huruf mati pada watad majmu’ dan mensukunkan huruf sebelumnya) pada bait ke-1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20,21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51. Dengan demikian, “Adha Al-Tanaa’iy” karya Ibnu Zaidun ditemukan beberapa irama wazan arudl dan macam-macam perubahannya, yaitu zihaf khaban (pembuangan huruf ke-2 yang mati), zihaf thayyu’ (pembuangan huruf ke-4 yang mati), dan illat qatha’ (pembuangan huruf mati pada watad majmu’ dan mensukunkan huruf sebelumnya).