Daftar Isi:
  • Dialog-dialog mengenai kisah Nabi Adam as dalam al-Qur’an sangat menarik untuk dikaji. Hal ini karena dialog-dialog tersebut mengandung kalimat yang menghendaki terjadinya sesuatu yang belum terjadi pada waktu kalimat itu diucapkan. Kalimat tersebut, dalam ilmu Balaghah khususnya ilmu Ma’ani dinamakan kalam insya’i tholabi. Di samping itu, kisah Nabi Adam ini terdapat tidak dalam satu surat saja dalam al-Qur’an, melainkan juga terdapat dalam beberapa surat, antara lain; surat Al-Baqoroh, Ali Imran, An-Nisa’, Al-An’am, Al-A’raf, Al-Hijr, Al-Isra’, Al-Kahfi, Thaaha, An-Naml dan Shaad. Karena itu, penulis tertarik untuk meneliti kalam insya’i tholabi pada kisah Nabi Adam as dalam al-Qur’an al-Karim. Permasalahannya adalah: (1) Bagaimanakah bentuk kalam insya’ tholabi pada kisah Nabi Adam as dalam Al-Qur’an Al-Karim? dan, (2) Bagaimanakah makna kalam insya’ tholaby pada kisah Nabi Adam as dalam al-Qur’an al-karim? Untuk menjawab permasalahan di atas, peneliti menggunakan teori kalam insya’i tholabi. Kalam insya’i tholabi merupakan kalimat yang menghendaki terjadinya sesuatu yang belum terjadi pada waktu kalimat itu diucapkan. Teori ini menarik bagi peneliti untuk meneliti kisah Nabi Adam as dalam Al-Qur’an karena di dalamnya terdapat banyak dialog khususnya yang mengandung kalam insya’i tholabi, seperti amr (perintah), nahy (larangan), Istifham (pertanyaan), nida’ (seruan/panggilan) dan tamanni (harapan). Untuk mensistematisasi karya penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatifdeskriptif. Kualitatif artinya metode ini tidak dalam angka-angka dan tidak meremehkan sesuai data yang ditentukan, yang kemudian data tersebut dikualifikasikan sesuai permasalahan dalam penelitian ini. Deskriptif, maksudnya, memaparkan atau mendeskripsikan data-data yang dihasilkan secara cermat. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 70 jumlah kalam insya’i tholabi dengan lima bentuk yang berbeda, antara lain: Amr (perintah) yang terdiri dari 36 jumlah, nahi (larangan) terdiri dari 3 jumlah, Istifham (pertanyaan) yang terdiri dari 15 jumlah, nida’ (seruan) terdiri dari 15 jumlah, dan tamanni (harapan) terdiri dari 1 jumlah, sedangkan kalam insya’i tholabi yang memiliki makna haqiqi terdapat 39 jumlah , sedangkan kalam insya’i tholabi yang memiliki makna balaghy terdapat 31 jumlah.