Sikap Rasulullah SAW terhadap pengkhianatan Yahudi di Madinah
Daftar Isi:
- Di tempat yang baru Madinah, Rasulullah SAW segera mengatur hubungan antar ummat Islam dan golongan non Islam termasuk orang-orang Yahudi. Dengan jalan bermusyawarah dan mengikat mereka dalam suatu perjanjian yang disebut konstitusi Madinah, yang isinya antara lain; cara menghadapi kemungkinan adanya serangan dari orang-orang Mekkah dan pihak-pihak atau musuh yang lain. Agar orang-orang diluar Islam mau membantu dan membela negara demi tercapainya masyarakat Madinah yang Ummatan Wahidah yaitu satu kesatuan ummat. Mengenai pemimpin yang disepakati bersama antara orang-orang Islam dan Yahudi adalah Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi orang-orang Yahudi tidak mampu bertahan lama pada kesepakatan yang telah dibuat dalam satu ikatan perjanjian tersebut, bahkan mereka mengadakan pengkhianatan secara beruntun yang dilancarkan oleh Yahudi Bani Qoinuqo' dan Bani Nadhir maupun Bani Quraidhah. Sehingga Rasulullah SAW mengambil sikap tindakan dan mereka terpaksa ada yang diusir atau dikeluarkan dari Madinah, disamping tindakan-tindakan yang lain. Hasil akhir pembahasan menyimpulkan bahwa Rasulullah SAW berhasil membangun pemerintahan Islam yang bersadarkan al Quran walau demikian beliau masih memberi kebebasan terhadap orang-orang non Islam termasuk Yahudi untuk melaksanakan ajaran agamanya dengan dibuatnya suatu konstitusi Madinah dan toleransi ummat beragama tetap terjalin dengan baik.