Daftar Isi:
  • Beberapa persoalan yang muncul pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas II-B MI Darun Najah Sidoarjo yaitu kurangnya pemahaman siswa terhadap matapelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Hal ini dapat disebabkan karena guru masih menggunakan metode tradisional dan penerapan strategi pembelajaran kurang bervariasi, sehingga ketikadilaksanakan tes dari 32 siswa hanya 14 siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Untuk itu guru harus bisa kreatif dan inovatif dalam menggunakan strategi pembelajaran sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara optimal.Masalah yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana penerapan strategi true or false pada siswa kelas II-B MI Darun Najah Sidoarjo dan (2) bagaimana meningkatkan pemahaman siswa kelas II-B terhadap matapelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan strategi true or false. Oleh karena itu, dengan hasil pertimbangan antara guru matapelajaran dan peneliti maka peneliti ingin meningkatkan pemahaman siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran yaitu strategi true oe false.Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas menggunakan model Kurt Lewin yang dilakukan sebanyak 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa-siswi kelas II-B MI Darun Najah Sukodono-Sidoarjo dengan jumlah siswa 32 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan tes dan dokumentasi.Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan: (1) Penerapan strategi true or false pada siswa kelas II-B MI Darun Najah Sidoarjo telah dilaksanakan dengan baik dengan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I mencapai 56,67% dan pada siklus II menjadi 63,3% sedangkan hasil observasi aktivitas guru pada siklus I 54,16% dan pada siklus II menjadi 66,6%; (2) Adanya peningkatan pemahaman pada materi sumber energi panas mata pelajaran IPA kelas II-B MI Darun Najah Sidoarjo dengan menggunakan strategi true or false pada siklus I sebesar 75% dan pada siklus II meningkat menjadi 84,37%, prosentase tersebut tergolong baik karena mencapai standar ketuntasan belajar. Pada siklus I siswa yang tuntas belajar terdapat 23 siswa sedangkan pada siklus II terdapat 27 siswa yang tuntas belajar.