PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA MENGGUNAKAN MEDIA BOTOL BLOOD STREAM MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V MI DARUN NAJAH SIDOARJO
Daftar Isi:
- Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya tingkat pemahaman siswa kelas V pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi sistem peredaran darah manusia dikarenakan guru dalam menyampaikan materi masih menggunakan metode ceramah dan penugasan. Selain itu, media pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang menarik dan belum bisa mengaktifkan siswa. Sehingga siswa sulit dalam memahami pembelajaran yang mengakibatkan tingkat pemahaman siswa rendah. Maka perlu diterapkannya media pembelajaran yang meransang kemampuan berpikir siswa dalam memahami materi secara utuh, salah satunya dengan penerapan media botol blood stream.Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui pengunaan media botol blood stream dalam pembelajaran IPA materi sistem peredaran darah manusia pada siswa kelas V di MI Darun Najah Sidoarjo, (2) Mengetahui peningkatan pemahaman materi sistem peredaran darah manusia melalui pengunaan media botol blood stream mata pelajaran IPA pada siswa kelas V di MI Darun Najah Sidoarjo.Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Model PTK yang digunakan yaitu Kurt Lewin, dimana satu siklus terdiri dari empat tahapan, meliputi: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Adapun data yang diperoleh dianalisis menggunakan dua cara, yaitu: data kualitatif dianalisis secara deskriptif sedangkan data kuantitatif dianalisis menggunakan rumus statistik sederhana.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penerapan media botol blood stream berjalan dengan baik dan mengalami perbaikan-perbaikan pada setiap siklusnya. Terbukti dari hasil observasi dapat dilihat aktivitas siswa mengalami peningkatan dari 67,5 pada siklus I menjadi 90 pada siklus II. Sedangkan aktivitas guru pada siklus I sebesar 65,38 mengalami peningkatan menjadi 87,5 pada siklu II, (2) Pemahaman siswa meningkat dari rata-rata siswa pada pra siklus 71,15 menjadi 76,92 pada siklus I kemudian menjadi 85,76 pada siklus II yang secara klasikal sudah memenuhi kriteria indikator kinerja sebesar 85. Begitu pula dengan ketuntasan belajar siswa dari 35,89% pada pra siklus menjadi 46,15% pada siklus I kemudian pada siklus II menjadi 82,05%.