Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan fenomena yang terdapat pada siswa kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo yaitu motivasi belajar siswa di kelas tersebut masih rendah yakni 64,1%. Keadaan ini disebabkan oleh beberapa hal, anatar lain : (1) pembelajaran masih menggunakan metode ceramah (2) kurang tertariknya siswa dalam pembelajaran al-Qur’an Hadits (3) penggunaan metode yang kurang tepat. Peneliti memilih metode Stir The Class untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi di kelas IV MINU Ngingas Sidoarjo. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana penerapan metode Stir The class dalam meningkatkan motivasi belajar al-Qur’an Hadits siswa kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo dan bagaimana peningkatan motivasi belajar al-Qur’an Hadits dengan menggunakan metode Stir The Class di kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ). Dalam pelaksanaanya, penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kurt Lewin yang dalam siklusnya terdapat empat komponen, dimulai dari perencanaan ( planning ), Tindakan ( acting ), Pengamatan ( observing ), dan Refleksi ( reflecting ). Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan wawancara, observasi, angket dan dokumentasi. Penerapan metode Stir The Class dalam meningkatkan motivasi belajar al-Qur’an Hadits dalam pelaksanaanya telah berjalan dengan baik pada setiap siklusnya. Dimana dalam penerapanya yakni peserta didik membentuk menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh nomer yang sama dengan kelompok lain dan setiap kelompok akan berdiskusi tentang materi Surat al-Lahab. Masing-masing kelompok yang dipanggil nomernya akan pindah kekelompok lain untuk menyampaikan hasil diskusinya. Guru akan membacakan soal dan siswa yang dipanggil nomernya pada setiap kelompok akan menjawab. Dalam penerapan metode Stir The Class diperoleh hasil observasi aktivitas guru di siklus I adalah 74% sedangkan pada siklus II adalah 94%. Pada hasil observasi aktivitas siswa siklus I adalah 77% sedangkan pada siklus II adalah 95%. Hasil nilai rata-rata angket motivasi belajar sebelum dilakukan tindakan adalah 64,1%, pada siklus I adalah 81,4% dan meningkat menjadi 91,0% pada siklus II. Hasil nilai tugas yang diperoleh pada siklus I memperoleh presentase 85% dan pada siklus II memperoleh presentase 92%. Hal ini menunjukan peningkatan motivasi belajar siswa yang dapat dikatagorikan sangat baik karena sudah mencapai target yang diharapkan.