STUDY TENTANG CERAMAH AGAMA ISLAM PADA UPACARA TUTUP PLAYANG BAGI MASYARAKAT NELAYAN BLIMBING KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN
Main Author: | Ummah, Khoiro |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 1996
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.uinsby.ac.id/11555/2/cover.pdf http://digilib.uinsby.ac.id/11555/1/daf.isi.pdf http://digilib.uinsby.ac.id/11555/4/bab%201.pdf http://digilib.uinsby.ac.id/11555/7/bab%202.pdf http://digilib.uinsby.ac.id/11555/6/bab%203.pdf http://digilib.uinsby.ac.id/11555/8/bab%204.pdf http://digilib.uinsby.ac.id/11555/5/bab%205.pdf http://digilib.uinsby.ac.id/11555/3/daf.pustaka.pdf http://digilib.uinsby.ac.id/11555/ |
Daftar Isi:
- Masalah yang diangkat dalam skripsi ini adalah faktor apa yang melatar belakangi adanya perubahan dalam upacara tradisi tutup playang bagi masyarakat nelayan desa BIimbing.Bagaimana sejarah diadakannya ceramah agama islam pada upacara tutup playang di desa Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Sebagai tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui perubahan budaya dalam pelaksanaan upacara tutup playang. ingin mengetahui secara obyektif ceramah agama islam peda acara tutup playang. Skripsi ini mengggunakan metode diskriptif kualitatif yang mengahsilkan kesimpulan diantaranya berdasarkan temuan dari Iapangan, bahwa upacara tradisi tutup playang adalah merupakan perwujudan rasa syukur masyrarakat blimbing kepada danyang, dan ini merupakan perbuatan syirik yang dilarang oleh agama. Masyarakat desa Blimbing menganggap bahwa yang telah memberi rizki dan keselamatan dalam hidupnya itu adalah nenek moyang atau danyangnya, oleh karena itu mereka perlu mengadakan penghormatan kepada mereka yaitu dengan mengadakan upacara tutup playing setiap tahun sekali yang ditujukan kepada kyai anjir (yang mereka anggap berkuasa atas segalanya). Adapun perbuatan syirik yang ada dalam upacara tutup playing adalah memohon pertlongan kepada arwah nenek moyang untuk diselamatkan dari mara bahaya dan mendapatkan rizki yang banyak. Melihat kondisi yang seperti itu maka untuk menghilangkan unsure-unsur syirik yang ada dalam tradisi itu maka dakwah dilakukan secara bertahap sesuai dengan kondisi masyarakat. Untuk merubah masyarakat dari suatu kondisi ke kondisi yang lebih baik tidak bias dilakukan secara langsung dan sekali saja, akan tetapi dakwah dilakukan secara bertahap berkesinambungan serta terencana dengan baik sehingga apa yang menjadi tujuan dari dakwah itu bias benar-benar berhasil.