Daftar Isi:
  • Ayak-ayak Gaya Yogyakarta merupakan salah satu bentuk gending dan tidak termasuk dalam kategori gending ageng, tengahan, dan alit, tetapi merupakan bentuk lain yang melengkapi dalam penyajian karawitan baik secara mandiri maupun sebagai iringan. Fungsi Ayak-ayak di samping untuk kepentingan uyon ­ uyon mandiri/klenengan juga untuk iringan kethoprak, wayang wong, beksan (srimpen, bedaya, dan sendratari), dan pakeliran wayang kulit. Ayak-ayak Gaya Yogyakarta mempunyai karakter tegas, agung, berwibawa, terutama untuk menciptakan suasana agung, sedih, dan gembira yang dikehendaki oleh sebuah pertunjukan. Kesan tidak beraturan yang disebabkan oleh panjang pendeknya kalimat lagu padang ulihan pada setiap satu gongan memberikan ciri khas dan kekhususan garap tersendiri. Pola garap Ayak-ayak Gaya Yogyakarta mempunyai kekhususan garap penyajian tersendiri yaitu untuk Ayak-ayak Laras Slendro Patet Nem, Ayak-ayak Mijil laras Slendro patet Manyura, Ayak-ayak Durma Laras Slendro Patet Manyura dan Ayak-ayak Kemuda Laras Pelog Patet Nem disajikan dalam irama 11 (dados) diawali dari keprak, celuk vokal atau kendang Ageng/Setunggal sebagai buka lalu lamba (tabuhan nglamba/ mbalung), kemudian dados tabuhan ngracik/ mlampah, dan Suwuk. Adapun Ayak-ayak Laras Slendro Patet Sanga, Ayak­ ayak Tlutur Laras Slendro Patet Sanga, Ayak-ayak Laras Slendro Patet Manyura, Ayak-ayak Laras Pelog Patet Nem, Ayak-ayak Laras Pelog Patet Barang, dan Ayak-ayak Giyar-giyar Laras Pelog Patet Barang, disajikan dalam irama 1 (satu) tanggung diawali dari keprak, celuk vokal atau kendang Ageng/ Setunggal sebagai buka lalu lamba (tabuhan nglamba/ mbalung), kemudian dados dan lik tabuhan ngracik/ mlampah serta suwuk.