Beksan Srikandi-Suradewati
Main Author: | Tiganantri, Tuk |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 1993
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.isi.ac.id/6541/2/BAB%20I.pdf http://digilib.isi.ac.id/6541/3/BAB%20II.pdf http://digilib.isi.ac.id/6541/4/BAB%20III.pdf http://digilib.isi.ac.id/6541/5/BAB%20IV.pdf http://digilib.isi.ac.id/6541/6/LAMPIRAN.pdf http://digilib.isi.ac.id/6541/ http://lib.isi.c.id |
Daftar Isi:
- Tari klasik gaya Yogyakarta mengandung tiga unsur pokok, yaitu: wiraga, wirasa dan wirama. Pada masa Sri Sultan HB VIII berinisiatif untuk memtik sebagian cerita dari wayang wong, maka terciptalah Beksan Srikandi-Suradewati. Pada tahun 1974/1975 tari tersebut digarap kembali oleh R. Rio Sasmintadipura dan mengalami banyak perubahan maupun perkembangan, baik dari lama penyajiannya, penarinya, kostumnya, pola lantainya, ataupun iringan tarinya. Perubahan mencolok yang terjadi adalah jika dulu beksan ini ditarikan oleh penari pria maka dalam perkembangannya bisa ditarkan oleh penari wanita. Perubahan lainnya adalah dalam adegan perang. Penggubah garapan tari ini mempunyai maksud untuk mengembangkan bentuk penyajuaiannya dan meneruskan hasil garapan penciptanya.