ctrlnum 5689
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://digilib.isi.ac.id/5689/</relation><title>Wayang Kulit Purwa karya Atmo Karyo di Desa Wukirsari, Yogyakarta</title><creator>Komariah, Arfiati Nurul</creator><subject>Kriya Kulit</subject><description>Wayang kulit purwa merupakan wayang yang ceritanya berasal dari kisah Ramayana ataupun Mahabarata. Seni wayang kulit purwa masih berkembang sampai sekarang dan masih menjadi daya tarik tersendiri bagi Bangsa Indonesia. Di Yogyakarta, tepatnya di Desa Wukirsari, Kelurahan Pucung, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul memiliki sejarah munculnya seni wayang kulit yang berawal dari datangnya Atmo Karyo atau dikenal dengan nama Mbah Glemboh pada tahun 1917. Atmo Karyo banyak diceritakan mulai tertarik membuat wayang kulit setelah menjadi abdi dalem Keraton Yogyakrta untuk merawat wayang. Disela-sela kesibukannya, Atmo Karyo mengajak empat orang tetangganya yaitu, Reso Mbulu, Cermo, Karyo, dan Sumo untuk belajar membuat wayang kulit. Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai sejarah Atmo Karyo dan beberapa karya wayang kulit purwa buatannya, sehingga dapat diperoleh ciri khas dan estetika visual apa yang terkadung di dalamnya. Oleh sebab itu, penulis juga menggunakan beberapa referensi yang berhubungan dengan kajian tersebut.&#xD; Penelitian ini menggunakan pendekatan teori estetika visual menurut Edmund Burke Feldman dan menggunakan metode historis yang berfokus pada peristiwa-peristiwa Atmo Karyo di masa lampau, dengan melakukan rekonstruksi sejarah melalui karya-karya yang ditinggalkannya. Sedangkan data yang diperoleh berasal dari artefak wayang kulit purwa dan laporan verbal dari beberapa generasi Atmo Karyo yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, serta berasal dari sumber yang relevan. Adapun hasil penelitian yang diperoleh penulis yaitu didapatkannya lima artefak wayang kulit purwa yang dilihat dari segi estetika visual melalui tatahan dan sunggingan sederhana. Sedangkan untuk ciri khas wayang kulit purwa karya Atmo Karyo yang pertama terletak pada bagian kepala, baik pada mekutha ataupun pada bagian odhol atau rambut. Kedua terletak pada pakaian yaitu celana yang digunakan memiliki tato berbentuk naga ngrangsang di bagian ujung. Ciri ketiga yaitu hampir keseluruhan wayang kulit purwa Atmo Karyo menggunakan kroncong atau gelang&#xD; kaki dan yang terakhir wayang kulit purwa yang dibuat berfungsi sebagai wayang&#xD; peraga.</description><date>2019-07-26</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://digilib.isi.ac.id/5689/1/BAB%20I.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://digilib.isi.ac.id/5689/2/BAB%20II.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://digilib.isi.ac.id/5689/3/BAB%20III.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://digilib.isi.ac.id/5689/4/BAB%20IV.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://digilib.isi.ac.id/5689/5/BAB%20V.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://digilib.isi.ac.id/5689/6/LAMPIRAN.pdf</identifier><identifier> Komariah, Arfiati Nurul (2019) Wayang Kulit Purwa karya Atmo Karyo di Desa Wukirsari, Yogyakarta. Masters thesis, ISI Yogyakarta. </identifier><relation>http://lib.isi.ac.id</relation><recordID>5689</recordID></dc>
language eng
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
Book:Book
Book
author Komariah, Arfiati Nurul
title Wayang Kulit Purwa karya Atmo Karyo di Desa Wukirsari, Yogyakarta
publishDate 2019
topic Kriya Kulit
url http://digilib.isi.ac.id/5689/1/BAB%20I.pdf
http://digilib.isi.ac.id/5689/2/BAB%20II.pdf
http://digilib.isi.ac.id/5689/3/BAB%20III.pdf
http://digilib.isi.ac.id/5689/4/BAB%20IV.pdf
http://digilib.isi.ac.id/5689/5/BAB%20V.pdf
http://digilib.isi.ac.id/5689/6/LAMPIRAN.pdf
http://digilib.isi.ac.id/5689/
http://lib.isi.ac.id
contents Wayang kulit purwa merupakan wayang yang ceritanya berasal dari kisah Ramayana ataupun Mahabarata. Seni wayang kulit purwa masih berkembang sampai sekarang dan masih menjadi daya tarik tersendiri bagi Bangsa Indonesia. Di Yogyakarta, tepatnya di Desa Wukirsari, Kelurahan Pucung, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul memiliki sejarah munculnya seni wayang kulit yang berawal dari datangnya Atmo Karyo atau dikenal dengan nama Mbah Glemboh pada tahun 1917. Atmo Karyo banyak diceritakan mulai tertarik membuat wayang kulit setelah menjadi abdi dalem Keraton Yogyakrta untuk merawat wayang. Disela-sela kesibukannya, Atmo Karyo mengajak empat orang tetangganya yaitu, Reso Mbulu, Cermo, Karyo, dan Sumo untuk belajar membuat wayang kulit. Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai sejarah Atmo Karyo dan beberapa karya wayang kulit purwa buatannya, sehingga dapat diperoleh ciri khas dan estetika visual apa yang terkadung di dalamnya. Oleh sebab itu, penulis juga menggunakan beberapa referensi yang berhubungan dengan kajian tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori estetika visual menurut Edmund Burke Feldman dan menggunakan metode historis yang berfokus pada peristiwa-peristiwa Atmo Karyo di masa lampau, dengan melakukan rekonstruksi sejarah melalui karya-karya yang ditinggalkannya. Sedangkan data yang diperoleh berasal dari artefak wayang kulit purwa dan laporan verbal dari beberapa generasi Atmo Karyo yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, serta berasal dari sumber yang relevan. Adapun hasil penelitian yang diperoleh penulis yaitu didapatkannya lima artefak wayang kulit purwa yang dilihat dari segi estetika visual melalui tatahan dan sunggingan sederhana. Sedangkan untuk ciri khas wayang kulit purwa karya Atmo Karyo yang pertama terletak pada bagian kepala, baik pada mekutha ataupun pada bagian odhol atau rambut. Kedua terletak pada pakaian yaitu celana yang digunakan memiliki tato berbentuk naga ngrangsang di bagian ujung. Ciri ketiga yaitu hampir keseluruhan wayang kulit purwa Atmo Karyo menggunakan kroncong atau gelang kaki dan yang terakhir wayang kulit purwa yang dibuat berfungsi sebagai wayang peraga.
id IOS2705.5689
institution Institut Seni Indonesia Yogyakarta
institution_id 84
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Institut Seni Indonesia Yogyakarta
library_id 99
collection Institutional Repository Institut Seni Indonesia Yogyakarta
repository_id 2705
subject_area Arts/Seni, Kesenian
Culture and Institutions/Kultur, Ilmu Budaya, Kebudayaan dan Lembaga-lembaga, Institusi
Tata Kelola Seni
Pengkajian Seni
city KOTA YOGYAKARTA
province DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
repoId IOS2705
first_indexed 2020-02-28T17:16:04Z
last_indexed 2021-09-14T08:30:33Z
recordtype dc
_version_ 1765778030192492544
score 17.538404