DIALOG for string quartet (violin 1, violin 2, viola dan cello) karya Kristiyanto Christinus

Main Author: Christinus, Kristiyanto
Format: Performance NonPeerReviewed Book Video
Bahasa: eng
Terbitan: Jurusan Musik Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta , 2016
Subjects:
Online Access: http://digilib.isi.ac.id/4913/1/dialog%20-%20Full%20Score.pdf
http://digilib.isi.ac.id/4913/2/Dialog.MOD
http://digilib.isi.ac.id/4913/
http://lib.isi.ac.id/
ctrlnum 4913
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://digilib.isi.ac.id/4913/</relation><title>DIALOG for string quartet (violin 1, violin 2, viola dan cello) karya Kristiyanto Christinus</title><creator>Christinus, Kristiyanto</creator><subject>Penyajian musik (musik pertunjukan dan pop-jazz)</subject><subject>Karya Dosen</subject><description>Karya berjudul Dialog untuk kuartet gesek ini mengungkapkan jalinan komunikasi antar instrumen yang bergantian dan terjadilah suatu tanya-jawab. Dialog secara umum dapat dipahami sebagai proses komunikasi antara 2 atau lebih subjek, dalam dialog makna harus dipertimbangkan agar memenuhi kaidah semantis dan pragmatis. Dalam karya ini dialog direpresentasikan oleh permainan kuartet gesek yang terdiri dari violin 1, violin 2, viola, dan cello.&#xD; Proses pembuatan karya ini didasari sistem penyusunan musik yang tidak sesuai atau menyimpang dari kaidah musik tonal. Ketidak sesuaian dengan kaidah musik tonal dalam karya ini dikarenakan penggunaan interval-interval tritonus atau augmented fourth di dalamnya. Interval tritonus sendiri menjadi titik tolak dasar penciptaan seluruh karya ini. Interval tritonus adalah interval dari tiga buah whole-tone (enam semitone), satu-satunya interval yang jika dibalik akan tetap sebagai interval yang sama. Whole-tone sendiri memiliki jarak 1 setiap nadanya. Dalam tangga nada mayor pada umumnya memiliki jarak 1-1-1/2-1-1-1-1/2 atau dalam tangga nada C Major berisi C-D-E-F-G-A-B-C. Namun, dalam Whole Tone Scale setelah diterapkan jarak 1 disetiap nada, akan menjadi C-D-E-F#-G#-A#-C. &#xD; Interval tritonus sendiri biasanya dipakai pada harmoni modern. Pada harmoni modern interval triton dapat diaplikasikan pada akor. Secara umum dianggap merepresentasikan perasaan gelisah atau netral sesuai konteksnya.&#xD; &#xD; Berikut contoh kualitas tritonus dan interval-interval lainnya.&#xD; &#xD; Dalam harmoni modern &#x201C;konteks&#x201D; menjadi penting, yaitu dalam area yang konsonan interval triton akan terasa berbunyi disonan, sebaliknya dalam area yang disonan interval triton akan terasa berbunyi konsonan. &#xD; Dalam karya ini, interval tritonus diaplikasikan dalam setelan antarsenar pada instrumen violin, viola, dan cello. Hal ini menjadi sesuatu yang berbeda dengan setelan interval kuint yang biasa digunakan pada setelan instrumen tersebut. Interval tritonus ini mengubah setelan pada violin dari G-D-A-E menjadi G#-D-Ab-Ebb; pada viola dan cello dari C-G-D-A menjadi C##-G#-D-Ab.&#xD; &#xD; &#xD; Berikut merupakan contoh penulisan dan bunyi yang akan didengar apabila setelan tersebut diterapkan.&#xD; &#xD; Hasil dari ide pembuatan karya dengan menggunakan interval tritonus, utamanya terdapat dalam setelan antarsenar pada instrumen violin, viola, dan cello. Dengan setelan seperti ini akan didapatkan ciri khas yang tidak ditemukan pada musik tonal umumnya. Ciri khas itu sendiri memiliki harmoni yang lebih luas jangkauannya seperti contoh pada karya di bawah ini yang dimainkan menggunakan teknik double stops.&#xD; &#xD; Pada contoh tersebut jika dimainkan dengan setelan pada senar dengan interval tritonus, suara yang dihasilkan memiliki warna yang berbeda dengan setelan pada umumnya.&#xD; Teknik permainan dalam karya ini juga dikembangkan dengan cara pizzicato (dimainkan dengan di petik), harmonics (dimainkan dengan meraba senar sehingga menghasilkan suara satu oktaf lebih tinggi), double stops (dimainkan dengan menggesek dua nada atau lebih pada senar yang berbeda secara bersamaan), dan glissando (dimainkan nada berpindah dengan cepat dari senar yang sama). Teknik-teknik permainan tersebut masih bisa dikembangkan untuk memperluas kekaryaan yang dihasilkan.&#xD; Perluasan figur-figur turut pula diterapkan dalam karya ini yang tidak ada kaitannya dengan bentuk pengolahan (development) yang lazim dilakukan pada komponis terdahulu. Figur-figur tadi dikembangkan sampai ketingkat bentuk tertentu yang mempunyai otonomi ekspresinya sendiri seperti layaknya komponis-komponis pada era Neo Klasik.</description><publisher>Jurusan Musik Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta</publisher><date>2016</date><type>Other:Performance</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://digilib.isi.ac.id/4913/1/dialog%20-%20Full%20Score.pdf</identifier><type>Video:Video</type><language>eng</language><identifier>http://digilib.isi.ac.id/4913/2/Dialog.MOD</identifier><identifier> Christinus, Kristiyanto (2016) DIALOG for string quartet (violin 1, violin 2, viola dan cello) karya Kristiyanto Christinus. [Performance] </identifier><relation>http://lib.isi.ac.id/</relation><recordID>4913</recordID></dc>
language eng
format Other:Performance
Other
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
Book:Book
Book
Video:Video
Video
author Christinus, Kristiyanto
title DIALOG for string quartet (violin 1, violin 2, viola dan cello) karya Kristiyanto Christinus
publisher Jurusan Musik Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta
publishDate 2016
topic Penyajian musik (musik pertunjukan dan pop-jazz)
Karya Dosen
url http://digilib.isi.ac.id/4913/1/dialog%20-%20Full%20Score.pdf
http://digilib.isi.ac.id/4913/2/Dialog.MOD
http://digilib.isi.ac.id/4913/
http://lib.isi.ac.id/
contents Karya berjudul Dialog untuk kuartet gesek ini mengungkapkan jalinan komunikasi antar instrumen yang bergantian dan terjadilah suatu tanya-jawab. Dialog secara umum dapat dipahami sebagai proses komunikasi antara 2 atau lebih subjek, dalam dialog makna harus dipertimbangkan agar memenuhi kaidah semantis dan pragmatis. Dalam karya ini dialog direpresentasikan oleh permainan kuartet gesek yang terdiri dari violin 1, violin 2, viola, dan cello. Proses pembuatan karya ini didasari sistem penyusunan musik yang tidak sesuai atau menyimpang dari kaidah musik tonal. Ketidak sesuaian dengan kaidah musik tonal dalam karya ini dikarenakan penggunaan interval-interval tritonus atau augmented fourth di dalamnya. Interval tritonus sendiri menjadi titik tolak dasar penciptaan seluruh karya ini. Interval tritonus adalah interval dari tiga buah whole-tone (enam semitone), satu-satunya interval yang jika dibalik akan tetap sebagai interval yang sama. Whole-tone sendiri memiliki jarak 1 setiap nadanya. Dalam tangga nada mayor pada umumnya memiliki jarak 1-1-1/2-1-1-1-1/2 atau dalam tangga nada C Major berisi C-D-E-F-G-A-B-C. Namun, dalam Whole Tone Scale setelah diterapkan jarak 1 disetiap nada, akan menjadi C-D-E-F#-G#-A#-C. Interval tritonus sendiri biasanya dipakai pada harmoni modern. Pada harmoni modern interval triton dapat diaplikasikan pada akor. Secara umum dianggap merepresentasikan perasaan gelisah atau netral sesuai konteksnya. Berikut contoh kualitas tritonus dan interval-interval lainnya. Dalam harmoni modern “konteks” menjadi penting, yaitu dalam area yang konsonan interval triton akan terasa berbunyi disonan, sebaliknya dalam area yang disonan interval triton akan terasa berbunyi konsonan. Dalam karya ini, interval tritonus diaplikasikan dalam setelan antarsenar pada instrumen violin, viola, dan cello. Hal ini menjadi sesuatu yang berbeda dengan setelan interval kuint yang biasa digunakan pada setelan instrumen tersebut. Interval tritonus ini mengubah setelan pada violin dari G-D-A-E menjadi G#-D-Ab-Ebb; pada viola dan cello dari C-G-D-A menjadi C##-G#-D-Ab. Berikut merupakan contoh penulisan dan bunyi yang akan didengar apabila setelan tersebut diterapkan. Hasil dari ide pembuatan karya dengan menggunakan interval tritonus, utamanya terdapat dalam setelan antarsenar pada instrumen violin, viola, dan cello. Dengan setelan seperti ini akan didapatkan ciri khas yang tidak ditemukan pada musik tonal umumnya. Ciri khas itu sendiri memiliki harmoni yang lebih luas jangkauannya seperti contoh pada karya di bawah ini yang dimainkan menggunakan teknik double stops. Pada contoh tersebut jika dimainkan dengan setelan pada senar dengan interval tritonus, suara yang dihasilkan memiliki warna yang berbeda dengan setelan pada umumnya. Teknik permainan dalam karya ini juga dikembangkan dengan cara pizzicato (dimainkan dengan di petik), harmonics (dimainkan dengan meraba senar sehingga menghasilkan suara satu oktaf lebih tinggi), double stops (dimainkan dengan menggesek dua nada atau lebih pada senar yang berbeda secara bersamaan), dan glissando (dimainkan nada berpindah dengan cepat dari senar yang sama). Teknik-teknik permainan tersebut masih bisa dikembangkan untuk memperluas kekaryaan yang dihasilkan. Perluasan figur-figur turut pula diterapkan dalam karya ini yang tidak ada kaitannya dengan bentuk pengolahan (development) yang lazim dilakukan pada komponis terdahulu. Figur-figur tadi dikembangkan sampai ketingkat bentuk tertentu yang mempunyai otonomi ekspresinya sendiri seperti layaknya komponis-komponis pada era Neo Klasik.
id IOS2705.4913
institution Institut Seni Indonesia Yogyakarta
institution_id 84
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Institut Seni Indonesia Yogyakarta
library_id 99
collection Institutional Repository Institut Seni Indonesia Yogyakarta
repository_id 2705
subject_area Arts/Seni, Kesenian
Culture and Institutions/Kultur, Ilmu Budaya, Kebudayaan dan Lembaga-lembaga, Institusi
Tata Kelola Seni
Pengkajian Seni
city KOTA YOGYAKARTA
province DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
repoId IOS2705
first_indexed 2019-09-21T16:41:40Z
last_indexed 2021-09-14T08:30:17Z
recordtype dc
_version_ 1765778027357143040
score 17.538404