Revitalisasi Wayang Golek Menak Yogyakarta dalam Dimensi Seni Pertunjukan dan Pariwisata ( bertahap )

Main Author: Sukistono, Dewanto
Format: Monograph NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: Lembaga Penelitian ISI Yogyakarta , 2012
Subjects:
Online Access: http://digilib.isi.ac.id/4769/1/Bab%201.pdf
http://digilib.isi.ac.id/4769/2/Bab%202.pdf
http://digilib.isi.ac.id/4769/3/Bab%203%20.pdf
http://digilib.isi.ac.id/4769/4/Lampiran.pdf
http://digilib.isi.ac.id/4769/
http://lib.isi.ac.id
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk menghidupkan kembali wayang golek Menak Yogyakarta yang pada masa sekarang kondisinya memprihatinkan. Upaya pelestarian dilakukan dengan cara revitalisasi dan inovasi estetika bentuk dan struktur pertunjukannya. Berdasarkan fenomena perkembangan sosial budaya masyarakat berkaitan dengan makna dan fungsi pertunjukannya, maka pada masa sekarang peluang yang ditawarkan industri pariwisata merupakan strategi primer yang sangat relevan dengan penerapan konsep dan teori yang cocok dan tepat. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan multidisiplin, merupakan perpaduan antara pendekatan sejarah dan penelitian lapangan atau ex post facto, yaitu metode korelasional atau kausal komparatif, dengan perspektif sinkronis dan diakronis yang berimbang. Untuk menjaga agar industri pariwisata tidak memerosotkan seni pertunjukan maka metode perancangannya berpegang teguh pada diagram estetis Wimsatt. Langkah penelitian yang dilakukan adalah: (1) pengumpulan data terutama partisipasi terlibat, wawancara mendalam , dan studi bahan dokumen; (2) Analisis data menggunakan model constant comparative method; (3) implementasi konsep; (4) evaluasi/refleksi; (5) sosiali.sasi model final. Penelitian akan dilakukan selama tiga tahun, tahun pertama fokus pada kajian rekonstruksi estetika bentuk dan struktur pertunjukan wayang golek Menak Yogyakata dan pemetaan industri pariwisata. Tahun kedua perancangan konsep serta model revitalisasi dan inovasi estetis berkaitan dengan kemasan seni wisata. Tahun ketiga adalah sosialisasi dengan melibatkan pelaku bisnis pariwisata.